Mereka berangkat usai shalat Ashar. Mereka lewat jalan Lingkar Walangsi Barabai. Sebelum ke rumah Sari, mereka singgah dulu di rumah sahabat mereka yang lain, pasangan suami isteri Hariadi dan Halimah.
Suguhan menu saat Maulid di tempat Sari ada aneka macam. Dugal pilih lauk haruan masak kastila. Ditemani air putih minumnya. Wadainya ada bingka barandam, agar-agar, dan sumapan. Sekitar setengah jam di rumah Sari, Dugal dan Rizal kembali ke rumah Hariadi.
Dugal merasa senang dan bahagia jalani keseharian. Walau hidupnya dalam keterbatasan, terutama soal ekonomi. Tak seperti orang-orang. akan tetapi Dugal terus bersyukur atas kenyataan hidup yang ada.
Hj Fatma balik menuju ke ruang belakang, ia membuatkan teh hangat dan membawa wadai beberapa potong untuk Dugal. Hj Fatma sangat perhatian dengan Dugal.Â
Dugal berterima kasih banyak atas perhatian Hj Fatma. Hj Fatma kembali ke ruang belakang urus rekan-rekan Dugal yang menikmati makanan.
Dugal sendirian di ruang depan. Gigi masih terasa nyeri, kepala berdenyut, walau sudah minum obat. Rekan yang lain berdatangan kembali setelah menikmati jamuan makan, dalam rangka mahaul ayah Hj Fatma, yang meninggal lima tahun silam.
Teh hangat buatan Hj Fatma tersisa setengah cangkir. Wadai lima pitong sisa tiga. Berarti Dugal masih ada selera makannya. Hanya saja muncul rasa khawatir setelah makan minum itu, sakit gigi dan kepala kambuh lagi.
Saat Rasuna, Ibu Eva, Nurul, Kiki, Jannah, serta yang lainnya, jalan-jalan mengitari kota Pagatan dan Pantai Pagatan, Dugal ingin ikut, tapi karena kondisi tidak fit, terpaksa ia dengan berat hati tinggal di penginapan saja.
Di penginapan Dugal ditemani anggota rombongan lainnya, ada Aliman, Pak Radi, dan anggota pagelaran sastra. Juga Hj Fatma, yang setiap waktu, lewat WA memantau keadaan Dugal.
Di ruang belakang ibunya Hj Fatma sudah menyiapkan teh manis hangat. Lalu menyuguhkan ke anggota rombongan sastrawan HSS, yang menginap di rumahnya. Di sana ada Aliman, Pak Radi, Mudrik, Pak Rendra, dan anggota perempuan.
Yang lain berada di ruang tengah tengah asyik rebahan. Tak lama datang. Saat itu Dugal tengah istirahat di teras rumah. Hj Fatma masuk ke dalam rumah. Ambil piring, lalu menyuguhkan wadai kepada anggota rombongan Aruh Sastra. Lalu mempersilahkan untuk menikmatinya.