Dugal telah berbuat baik dengan Tatha, walau tak pernah bertemu langsung dengan orangnya. Dugal sering mengirimi Tatha via jasa pengiriman, berupa oleh-oleh khas Hulu Sungai Selatan (HSS), buku-buku sastra, baik karya sendiri maupun buku karya orang lain. Juga lewat chatting di facebook dan WA.
Dugal sering memotivasi Tatha untuk menulis. Mereka saling berteman, saling terlampiaskan kerinduan selama ini. Walau Dugal tidak nyaman hati, karena Tatha sudah berkeluarga, punya suami dan dikaruniai dua orang anak perempuan. Dugal menganggap Tatha cukup sebagai teman atau sahabat dalam menulis saja.
Dugal tak ingin menghancurkan keharmonisan rumah tangga orang lain. Jadi Dugal pintar-pintar membawa diri. Ia tidak malawani jika chatting di facebook maupun WA. Kecuali Tatha yang memulai. Saat sama-sama mengikuti Aruh Sastra Kalimantan Selatan (ASKS) Dugal mencoba untuk menghindari Tatha.
Tapi Tatha sendiri yang selalu mengejar-ngejar Dugal. Saat mengikuti seminar sastra, tiba-tiba Tatha sudah duduk disamping. Dugal kaget, tapi berusaha tenang, tebar senyuman, dan menyapa.
Tatha menganggap Dugal sosok yang sederhana, tak sombong, walau bergelimang dengan karya dan buku. Itu yang disukai Tatha. Dugal kerap mengobarkan semangat Tatha untuk menekuni dunia tulis menulis. Sebaliknya juga Tatha selalu menjadi penggairah Dugal dalam menulis. (ahu)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H