Mohon tunggu...
Akhmad Husaini
Akhmad Husaini Mohon Tunggu... Administrasi - Ditakdirkan tinggal di Selatan : Desa Angkinang Selatan, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Provinsi Kalimantan Selatan. Memiliki kesenangan jalan-jalan, membaca, dan menulis.

Terus menuliskan sesuatu yang terlintas, dengan pantas, tanpa batas.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Mengulang Jenuh Berliku Patuh Merengkuh

31 Mei 2018   12:29 Diperbarui: 31 Mei 2018   12:41 397
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Arus tangguh menunggu lama tak jua nyata
semua ingin dilawan dengan emosi
berputar sesuai selera diri memberi
enak sekali hidup kamu saling dirasa
iman sudah melekat dalam keseharian
bila menjual tentu akan lebih tinggi

Mengulang jenuh berliku patuh merengkuh
tak ingin di bawah bayang orang lain
kalau yang malas tak mungkin seperti itu
ingin selalu bermanfaat bagi orang lain
bidadari-bidadari surga teman kesenangan terkenang
menulis tentang sejarah sebuah daerah

Itulah batas kemampuan kita yang nyata
kau kenal sunyi mementang waktu memagut
restu membalut alur rekah berlalu
tak malu dengan kekurangan yang dimiliki
bisa menginspirasi banyak orang lain
ingin menulis profil serial kakawanan

Merasuk rindu pada tatanan jiwa yang latah
menentukan tegas kepada kebijakan yang gerus
selalu ingin menghindar dari segala masalah
tak mau tahu dengan hal itu
ragam panorama menubir cahaya bintang
dari ketentuan serta bernalar kekuatan
ke Pasar Pantai Hambawang beli anak ayam kampung

Di Bamban ada razia kendaraan bermotor
merestu semu naluri cerna menggugah
memberlakukan hewan ternak secara manusiawi
Pasar Wadai Ramadhan di Ilung HST
buka puasa di rumah teman di Labung Anak
shalat Isya dan Tarawih di Masjid Agung Riadhusshalihin
suasana malam ke 14 Ramadhan 1439 H di Barabai

Beli apam Barabai dan roti hambar oleh-oleh
mereka berjualan dengan yang ada di alam
dengan menulis bisa menggapai segalanya
sungguh tak enak duit bau kapur barus
menunggu adalah pekerjaan yang menjemukan
karena kita masih tergantung dengan orang lain

Kekal abadi mengurai harapan tentu kekuatan sembilu
ayam yang masih dipelihara sebanyak mungkin
tegus romantis lamunan tinggi menyerta pelangi
bergelut persangkaan gawat bersentuhan nalar taktis
kau begitu cantik teramat luar biasa
pengaruh sentimen berbalut pagutan semesta

Kandangan, 29 Mei 2018

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun