Menatap alpa sepanjang tandus
selalu saja ingin mencari sensasi
pijak upaya gemuruh berlabuh
peringatan Maulid di Langgar Al Kautsar malam Sabtu
deras mencumbu aturan merindu
sepanjang rindu sepenuh tiku
Kilau ambisi merias candaan tentu
membaca ampun saurang asa kulir
tegas langlam dalam ufuk tirani
sadar atas segala kesalahan yang diperbuat
cerita tentang segala hal yang niscaya
detak mentari pondasi rindu setengah lirih
selalu saja ada yang dicatuk setiap hari
Kau cerna jalan berbatasan lembut
merayu kesumat dendam membara
aku ada dia satu pilihan yang sama
berjalan beriring menembus rimba Awayan
kau pernah merasa jalinan kasih memilih
sedu sedan pendaran sumber pembicaraan
Ini adalah harta warisan seorang penulis
jika semua bisa saling gembira
menawarkan sesuatu yang tetap berarak
senyum merekah bayang harapan merintih
bila semua nyata saling berarti
Hangkinang yang dulu kita pernah menyatu
Kandangan, 9 Desember 2017
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H