Mohon tunggu...
Akhmad Husaini
Akhmad Husaini Mohon Tunggu... Administrasi - Ditakdirkan tinggal di Selatan : Desa Angkinang Selatan, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Provinsi Kalimantan Selatan. Memiliki kesenangan jalan-jalan, membaca, dan menulis.

Terus menuliskan sesuatu yang terlintas, dengan pantas, tanpa batas.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Antara Angkinang, Limpasu, Batu Tangga, dan Nateh

7 Mei 2016   14:36 Diperbarui: 7 Mei 2016   14:46 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salah satu sudut pemandangan alam di Desa Nateh, Kecamatan Batang Alai Timur (BAT), Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), Kalsel. (foto : akhmad husaini)

Baru-baru tadi, usai shalat Dzuhur bersama Rizal bajalanan ke Barabai, Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST). Berjarak sekitar 40 kilometer dari Angkinang Selatan, Kecamatan Angkinang, Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS), Kalimantan Selatan, tempat saya tinggal.

Tanpa ada rencana sebelumnya. Pada pagi hari saya pergi ke sawah di Putat, berjarak sekitar 500 meter dari rumah, mengambil padi sisa yang masih bagayang, yang dimuat dalam beberapa kadut.

Setelah mandi dan shalat Dzuhur Rizal datang ke rumah. Kami berangkat sebelumnya saya bawa beras hanyar untuk memberi Hariadi di Labung Anak. Ada dua liter. Tujuan kami yang pertama ke Limpasu. Tepatnya ke warung jus. Disana saya memesan jus wortel, sementara Rizal es campur. Ditemani dengan roti bakar rasa nenas.

Setelah dari Limpasu kami kembali ke Birayang. Rizal menghubungi Hariadi. Katanya ia ada di Batu Tangga, Kecamatan Batang Alai Timur (BAT). Kami kesana. Sebelumnya kami shalat Ashar di Masjid As Shalihin Batu Tangga. Dari Batu Tangga kami menuju Tapin, di Nateh.

Di sebuah rumah dekat sungai kami singgah dan memarkir sepeda motor. Disana sudah ada beberapa motor. Dari atas jembatan dibawah terihat ada Hariadi bersama Halimah dan seorang perempuan yang kemudian diketahui bernama Naziah. Diatas jembatan gantung ada anak kecil bernama Madan. Ia sempat bermain kapal-kapalan terbuat dari botol air mineral.

Dari jembatan menggunakan benang ia memainkan kapalnya itu dari atas jembatan. Masa kecil yang indah dan cukup menyenangkan. Setelah dari Tapin, Nateh kami kembali ke Batu Tangga. Singgah di rumah Halimah.

Kami beristirahat, dijamu makan dengan lauk haruan basanga. Juga mamancuk kanas dan kadundung. Kami pulang menjelang Maghrib. Disangui Halimah baras gunung. Kami singgah di Masjid Mubarak Birayang, menunaikan shalat Maghrib. Setelah itu menikmati nasi goring, seperti biasa di warung langganan yang ada di Birayang.

Setelah itu kami berpisah dengan Hariadi. Di Barabai saya dan Rizal singgah, tepatnya di Masjid Agung Riadhusshalihin untuk menunaikan shalat Isya. Tiba di rumah sekitar pukul 21.00 WITA. Karena kelelahan saya merebahkan diri dan tertidur pulas. (akhmad husaini)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun