Bermegah-megahan yang Melalaikan
Ayat Inspirasi
Kecintaan pada dunia menyebabkan seseorang lalai dalam mencari bekal kehidupan akhirat.
Berbangga-bangga akan harta, keturunan, kedudukan maupun ilmu, semuanya dapat membuat manusia abai dari hal maha penting lainnya, yaitu beribadah dan bertakwa kepada-Nya.
Begitulah sifat manusia pada umumnya. Tidak akan pernah puas dalam mengejar kepuasan duniawi. Bahkan disebutkan, "Jika seorang anak manusia telah mempunyai satu gunung emas, maka ia belum juga dapat berpuas diri, hingga ia mendapatkan gunung emas berikutnya, begitu seterusnya."
Keinginan manusia tidak akan pernah berhenti hingga gundukan tanah merah menutupi tubuhnya.
Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata, "Kecintaan terhadap dunia, kenikmatan dan keindahannya, telah melalaikan kamu dari mencari akhirat. Dan itu terus terjadi, hingga kematian menjemputmu dan kamu menjadi penghuni kuburan." (Tafsir Ibnu Katsir. Surat At-Taktsur, ayat: 1)
Manusia memang memiliki watak senang bermegah-megahan. Tidak peduli berapa pun usianya. Semua berlomba-lomba ingin mengungguli satu sama lainnya dalam menunjukkan dirinya pada dunia, bahwa dialah yang hebat, dapat diandalkan, dan bermacam kebanggaan lain.
Manusia juga dikenal sebagai makhluk yang panjang angan dan nafsu yang tidak terbatas. Usia boleh tua, tapi nafsu dan angan-angan manusia tidak pernah menua. Hanya kematianlah yang mampu memutuskan nafsu manusia.
Surah At-takatsur, mengisyaratkan kepada kita, agar banyak mengingat kematian. Karena, sebanyak apa pun harta yang berhasil kita dapatkan di dunia ini, seiring waktu berjalan cepat atau lambat, semua harta itu pasti akan ditinggalkan, karena kematian telah menjemput.
"Dan selain itu, maka dia akan mati dan meninggalkan hartanya untuk ahli waris". (HR. Muslim, no. 2959. Dari Abu Hurairah R.a)
Maka, hindarilah bermegah-megahan. Dan, perbanyaklah sedekah, karena sedekah yang akan menolong di akhirat nanti, bukan berapa banyak harta warisan yang ditinggalkan.
Sedekahlah yang akan menjadi naunganmu kelak di akhirat. Celakalah orang-orang yang semasa di dunia, berbangga-bangga dengan harta, tetapi enggan bersedekah. Namun, sungguh beruntung orang-orang yang melewatkan setiap harinya dengan bersedekah. Karena itu adalah bagian dari rasa syukur atas rahmat yang telah diterimanya.
Rasulullah shallallahu a'alaihi wa sallam bersabda : "Setiap orang berada di bawah naungan sedekahnya (pada hari Kiamat) hingga diputuskan di antara manusia atau ia berkata: "Ditetapkan hukuman di antara manusia." Yazid berkata: "Abul Khair tidak pernah melewati satu haripun melainkan ia bersedekah padanya dengan sesuatu, walaupun hanya sepotong kue atau bawang merah atau seperti ini." (HR Al-Baihaqi -- Al-Hakim -- Ibnu Khuzaimah).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H