Mohon tunggu...
Hurriyatuddaraini
Hurriyatuddaraini Mohon Tunggu... Lainnya - Bersama keluarga

Menulis untuk kesehatan jiwa

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kolak Pisang Dafi

30 Desember 2020   17:23 Diperbarui: 30 Desember 2020   17:59 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash


Kolak Pisang Dafi

"Mak, aku udah gak tahan banget ne!" rengek adikku pada Mamak.

"Sabar. Tidur aja dulu, nanti bangun, udah bisa buka puasa," balas Mamak menenangkan Dafi, yang baru pertama kali belajar puasa penuh itu.

"Tapi aku lapar, Mak. Aku gak bisa tidur kalau lapar!" Rajuk Dafi lagi.

Mamak kemudian merangkul Dafi, membawanya ke tempat tidur, dan mengajaknya tidur siang, agar tidak terlalu rewel menunggu waktu berbuka.
.
.
.

Jam menunjukkan pukul enam sore. Mamak sejak tadi telah sibuk di dapur.

"Mak, masih lama?" Terdengar suara Dafi, yang sedang bermain air di kolam renang balon, tak jauh dari dapur.

"Iya, sebentar lagi," jawab Mamak sambil mengaduk-aduk kolak pisang.

Dafi pun kembali melanjutkan mandinya.

"Mak, Dafi enak aja mandinya lama banget. Pura-pura mandi, padahal sekalian minum air dia, tu!" protesku pada Mamak, melihat Dafi tak kunjung selesai mandinya.

"Ayo, Dafi. Bentar lagi sudah tiba waktunya berbuka. Nayla, tolong ambilkan handuk dan baju Dafi di kamar, ya," perintah Mamak lembut kepadaku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun