Mohon tunggu...
NaharUddin
NaharUddin Mohon Tunggu... Guru - Pendidik

Guru, Penulis beberapa artikel di koran lokal NTB. Memiliki karya solo buku ber ISBN

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menguatkan Karakter Pelajar Pancasila

25 April 2024   11:47 Diperbarui: 25 April 2024   12:10 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari ini ada perkembangan dalam lembaga pendidikan. Perkembangan baru yang dikenal dengan Profil Pelajar Pancasila. 

Profil Pelajar Pancasila terkait dengan upaya melahirkan karakter dalam diri peserta didik.  Isinya enam poin diantaranya beriman bertaqwa berakhlak mulia, berpikir kritis, kolaborasi, mandiri, bergotong royong

Dalam perkembangan informasi melalui menguatnya penggunaan teknologi informasi. Handphone adalah barang yang sangat dekat dengan dunia anak saat ini. Anak-anak bermain dengan handphone sangat masif.  Berdiam diri dalam rumah berdampak terhadap berkurangnya interaksi dengan sebaya. 

Jika di zaman sebelumnya pada masa generasi z perkembangan tekhnologi masih tahap awal seperti misalnya bentuk televisi masih hitam putih dan dalam satu desa hanya satu dua orang yang memilikinya. 

Dalam situasi itu,  permainan tradisional masih mewarnai kehidupan anak usia sekolah. Ilok, kaleng, selodor, sebok pete, main karet, main lilin, adalah permainan yang sangat dekat dengan dunia anak. 

Banyak hal tertanam dalam permainan itu. Hal yang terkait dengan kolaborasi bukan hanya kompetisi.  Kolaborasi yang hari ini sangat diperlukan sehingga perlu penguatannya melalui Profil Pelajar Pancasila. 

Tentu saja permainan itu sudah sangat jarang dimainkan hari ini,  hatta oleh anak desa sekalipun. Kenyataan yang terlahir karena gawai yang sangat dekat dengan dunia anak. 

Beragam permainan tersaji dalam gawai demikian juga halnya dengan informasi. Informasi menyebar dengan cepat yang memerlukan kecerdasan memilah yang di latar belakangi kemampuan ber literasi digital dan berpikir kritis. 

Informasi yang tersaji memerlukan kemampuan beragam bentuknya, salah satunya adalah berita hoax.   Menghadapi persebaran berita hoax dapat melahirkan sikap pada kaum muda, sikap yang menggangu keutuhan dan persatuan kehidupan berbangsa dan bernegara. Lalu bagaimana kaum muda masa kini harus menyikapinya?

Perubahan zaman senantiasa membawa perkembangan dengan cirinya. Generasi masa kini berhadapan dengan perjuangan melawan arus besar keterbukaan informasi. Persebaran informasi di zaman global menembus batas ruang dan waktu dengan sangat cepat dan beragam.

Persebaran informasi itu jika tidak diikuti oleh kemampuan ber literasi digital dan berpikir kritis dengan berupaya untuk mencari sumber lain sebagai pembanding, akan berdampak mengganggu keutuhan bangsa yang tersusun atas beraneka ragam suku dan kepercayaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun