Baru-baru ini sebuah SMA di Jakarta Timur jalankan program  belajar yang unik untuk  ciptakan sekolah yang aman nyaman menyenangkan serta mencegah bullying atau perundungan.
Bullying atau perundungan adalah isu klasik yang menjadi hangat kalau sudah ada korban yang melaporkan, sayangnya tidak banyak korban perundungan yang mau melaporkan, sehingga pelaku nyaman melenggang dan semakin merebak dan menular.
Sekolah yang sejatinya diharapkan menjadi tempat yang ramah anak justru tidak jarang muncul kasus-kasus yang mengakibatkan trauma bagi para korban. Berdasarkan laporan penelitian Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), sekitar 45% siswa di Indonesia pernah mengalami bullying dalam berbagai bentuk, baik fisik, verbal, dan cyberbullying. Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menemukan bahwa insiden intimidasi sering kali tidak dilaporkan, dan hanya sebagian kecil kasus yang sampai ke pihak sekolah.
Dampak perundungan terhadap remaja Indonesia mencerminkan tren global, dengan penelitian menunjukkan peningkatan tingkat stres, kecemasan, dan depresi di kalangan korban. Selain itu, cyberbullying telah muncul sebagai masalah yang sangat luas, dan platform media sosial menjadi sarana umum terjadinya pelecehan.
Berbagai cara oleh berbagai lembaga dilakukan untuk menjadi bagian dari gerakan anti-bullying, sayangnya belum optimalnya pengawasan orang tua, belum terbentuknya ekosistem sekolah yang aman dan nyaman untuk semua sehingga sampai saat ini kasus perundungan masih marak dan di bagian sekolah dampaknya sudah semakin mengerikan.
Masalah perundungan khususnya di kalangan siswa diperlukan upaya yang lebih terpadu baik dari pemerintah, masyarakat, warga sekolah, dan terkhusus peran dari orang tua. Perundungan akan terus muncul jika masih  terbuka ruang atau celah yang membuka pintu masuk perilaku perundungan, salah satu pintu utama masuknya perundungan adalah Geng. Dan munculnya geng-geng inilah yang memicu munculnya perundungan di lingkungan sekolah, tidak jarang fungsi kakak kelas yang seharusnya menyayangi dan melindungi justru menjadikan adik kelas sebagai sasaran empuk perundungan.
Ada cara unik yang dilakukan oleh salah satu SMA Â swasta di Jakarta untuk melawan perundungan, yakni dengan melaksanakan program Buddies Mentoring. Buddies Mentoring adalah sebuah program yang dirancang untuk mempertemukan kakak kelas dengan adik-adik kelas untuk bermain dan belajar bersama hal yang disuka dengan cara yang asyik dan menyenangkan.
Kerennya lagi siswa SMA ini melakukan program buddies Mentoring ini bersama adik kelas di SMP, jadi bukan saja lintas kelas tapi juga lintas level sekolah.