Dalam riuh ribu rindu yang tak pernah usai dalam keluarga, jerit dan tangisan serta duka yang menjadi ratu dalam keluaraga, kini kami serahkan semua kepada Tuhan.Kami hanya bisa pasrah kepada Sang pencipta kehidupan itu sendiri.
Wahai Melinda, kami yakin kau sudah bahagia di sisiNya saat ini di surga.
Dunia begitu indah bahkan sangat indah, tetapi kejamnya dunia yang begitu biadab dan menjijikkan kau harus menggung beban dan mengakhiri Ziarah hidupmu di dunia ini.
Ah apa salahmu, Melinda?
Melinda, Dengan hati yang tersayat, teriris luka menganga, juga dengan iman yang teguh, kami serahkan semua kepada Tuhan. Kami mencoba untuk membenci penjahat yang tak bermartabat, yang mengakhiri hidupmu tetapi semua telah digariskan Tuhan untuk kita, dan kita tidak mengetahui ujung titik batasnya. Sebab, cinta yang sesungguhnya adalah mengampuni.
Melinda, kepergianmu membuat keluarga merasa seperti disambar petir, duka menghias ruas-ruas taman hati kami, air mata kami terurai indah, bibir kami tak mampu mengucap kata, selain duka dan air mata.
Kami percaya, Walau hati kami terlilit luka dan duka, duka yang mengalirkan rasa kangen yang begitu dalam, mengurai rindu yang tak berujung, tetesan air mata yang mengalir tak terasa, tetapi dengan mengampuni para penjahat, kami yakin dan percaya kau telah berbahagia di surga.
Dengan kepasrahan, dengan duka maha dasyat, dengan rindu, dengan kangen, kami mengiringi kepergianmu menju rumah Bapa. Jadilah pendoa bagi kami yang masih berziarah di dunia ini.Â
Untukmu di surga, kami titipkan
Doa, rindu dan secangkir air mata ini untukmu di surga.
Semoga bahagia Bersama para Kudus Di Surga. Amin.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI