Mohon tunggu...
Huda Muhsinin
Huda Muhsinin Mohon Tunggu... Lainnya - Sekedar membagi opini pribadi

merupakan seorang mahasiswa yang mencoba melakukan hobi baru dalam menulis apapun opini yang muncul dari dalam diri

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Pemanasan Global dan Dampaknya

8 Februari 2018   20:09 Diperbarui: 8 Februari 2018   20:22 1414
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suhu permukaan tahunan sejak 1900 dibandingkan dengan rata-rata 1981-2010. Pada tahun 2016, suhu permukaan global adalah 0,45 -0,56 °C (0,8 -1,0 °F) di atas rata-rata tahun 1981-2010 - rekor baru, menurut beberapa dataset independen. Grafis NOAA Climate.gov

Dampak yang paling serius dari naiknya tinggi muka air laut ialah hilangnya pulau-pulau kecil yang mana pulau-pulau tersebut memiliki eksistensi kehidupan makhluk hidup terutama manusia. Indonesia yang dikenal sebagai Negara kepulauan memiliki penduduk yang menetap dan bertempat tinggal di pulau-pulau tersebut dan tentunya hal tersebut sangat mengancam keberlangsungan hidup manusia. 

Riset memperkirakan, potensi kehilangan pulau pada tahun 2030 mencapai angka 2000 bila tidak ada program mitigasi dan adaptasi perubahan iklim dan bila pemanasan global terus berlanjut dan meningkat pesat. Hal yang tidak bisa dianggap remeh karena mengaitkan keberlangsungan hidup manusia.

Dampak selanjutnya yang sangat membahayakan adalah kebakaran hutan. Fenomena el-nino yang mana membuat suhu udara permukaan semakin meningkat ditambah lagi dengan pemanasan global yang semakin parah, memperburuk keadaan dan temperatur permukaan bumi  akan semakin tinggi sehingga tingkat potensi kebakaran hutan semakin tinggi.

Ada sekitar 4 miliar hektar hutan di dunia, yang menutupi hampir 30 persen dari wilayah daratan bumi. Sekitar 56 persen dari hutan itu berlokasi di wilayah tropis dan subtropis. Indonesia memiliki hutan tropis ketiga terluas di dunia -- hanya Brazil dan Kongo yang mempunyai hutan tropis yang lebih besar.

Seiring dengan meningkatnya suhu rata-rata global, jumlah hari sangat panas yang terjadi setiap tahunnya semakin meningkat. Grafik ini melacak frekuensi perubahan hari dimana suhu berada di persentil ke 90 dari catatan sejarah sejak 1950. Grafik oleh NOAA Climate.gov
Seiring dengan meningkatnya suhu rata-rata global, jumlah hari sangat panas yang terjadi setiap tahunnya semakin meningkat. Grafik ini melacak frekuensi perubahan hari dimana suhu berada di persentil ke 90 dari catatan sejarah sejak 1950. Grafik oleh NOAA Climate.gov
Manusia sejak dulu telah memanfaatkan hutan dan berbagai jasa ekosistem yang ditawarkannya, seperti perlindungan tanah dan penyimpanan air. Sejumlah 1,2 miliar penduduk dunia diperkirakan menggantungkan penghidupan kepada hutan dan sekitar sepertiga total populasi dunia menggunakan bahan bakar biomasa, terutama kayu bakar untuk keperluan memasak dan menghangatkan rumah mereka

Tidak hanya bermanfaat untuk manusia, hutan pun menjadi rumah bagi berbagai spesies lainnya. Menurut catatan Bank Dunia, hutan Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang begitu tinggi, yaitu 17 persen dari spesies burung, 16 persen reptil dan hewan amfibi, 12 persen mamalia dan 10 persen tumbuhan di dunia.

Tidak dapat dibayangkan apabila miliyaran hektar hutan tersebut musnah karena akibat dari pemanasan global. Tidak ada penyerapan panas maupun gas CO2akan memperkeruh keadaan dan laju kenaikan suhu permukaan akan semakin tajam menjadikan planet bumi yang kita huni ini hancur dan tidak layak huni.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun