Memperkecil kesenjangan antara aksesibilitas teknologi dan keterampilan literasi di Indonesia memerlukan usaha bersama baik dari pembuat kebijakan maupun guru-guru itu sendiri. Program pengembangan guru yang fokus pada integrasi teknologi dan pengembangan keterampilan berpikir kritis menjadi sangat penting untuk menghadapi tantangan yang timbul dari dunia pendidikan yang berkembang pesat. Merujuk pada pemikiran para reformis pendidikan seperti Ki Hajar Dewantara (1889-1959), Indonesia dapat menuju masa depan di mana siswa tidak hanya mahir secara teknologi tetapi juga menjadi individu yang bijaksana, reflektif, kritis, dan terlibat secara sosial.
Ki Hajar Dewantara melihat Pendidikan ini sebagai suatu proses hidup yang terus berlanjut sepanjang hayat. Ia mendorong adanya semangat belajar sepanjang masa dan pengembangan diri yang berkesinambungan untuk semua pihak seperti guru dan para siswa. Oleh karena itu, perlu dipahami bahwa melibatkan teknologi dalam pendidikan bukan hanya untuk menjembatani kesenjangan, tetapi juga untuk menciptakan lingkungan belajar yang merangsang perkembangan literasi, karakter, dan keterampilan berpikir kritis siswa secara holistik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H