Surabaya -- Teman-teman mungkin baru tahu bahwa "paper" (bahasa Inggris "kertas") berasal dari nama pohon, Papyrus. Pohon papyrus tumbuh di air. Untuk menjadi kertas, tanaman itu dipotong, dikeringkan, digiling, dan dipres supaya air di dalamnya keluar semua. Kemudian diolah sedemikian rupa hingga menjadi kertas.
Agar lebih jelas, Andrea menunjukkan kertas yang berasal dari pohon papyrus. Kertas itu tampak masih berserat dan bertekstur. Kelebihan dari kertas itu adalah tidak mudah sobek karena masih benar-benar alami dari pohon papyrus. Seiring berjalannya waktu kertas tersebut diolah menjadi kertas-kertas yang ada di sekitar kita, seperti HVS, origami, krep, dan tisu.
Asal mula kertas tersebut dijelaskan oleh Andreathena Bernadine Tantama, S.Ds. dalam Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) bersama Alumni di SMP Santo Carolus Tarakanita Surabaya. Andrea sendiri merupakan alumni dari TK-SD-SMP Santo Carolus Tarakanita Surabaya. Dan kini, Andrea memiliki kesibukan freelance sebagai Graphic Designer di beberapa tempat, seperti Lamrimnesia, Ruang Guru, dan ACT-GAC Southeast Asia.
Pada PJJ yang berlangsung pada Selasa, 09 Februari 2021 pukul 11.10 -- 12.30 WIB ini Andrea berbagi ilmu dengan siswa-siswi kelas VII tentang pemanfaatan limbah kertas dan plastik. PJJ yang dipandu oleh guru mata pelajaran Prakarya, Luluk Umi Habibah dan Thomas Becket Gamma Christiannatus ini dilaksanakan melalui telekonferensi Zoom dan disiarkan di kanal Youtube SMP SANTO CAROLUS TARAKANITA SBY.
"Belajar di kelas online atau di kelas sekolah bersama siapa saja adalah pengalaman belajar dan harus bermakna dalam kehidupanmu sehari-hari. Jangan sampai berjalan begitu saja," peneguhan Dody Noerdianto (Kepala SMP Santo Carolus) dalam sambutannya.
"Apa yang kamu ketahui tentang daur ulang kertas dan plastik?," pancing Andrea.
Beragam jawaban siswa, yaitu kertas yang bisa dipakai untuk hal yang lebih berguna. Ada pula yang menjawab pemanfaatan kertas atau plastik yang sudah tidak terpakai menjadi barang yang memiliki nilai guna lebih tinggi.
Andrea menuturkan sifat-sifat kertas, antara lain tekstur lebih kasar dari plastik, dapat terurai dalam tanah, tidak tahan air, mudah hancur, dan mudah dibentuk. Dengan sifat-sifat ini kertas jadi mudah untuk didaur ulang.
Lulusan Visual Brand Design Universitas Multimedia Nusantara Tangerang itu pun menunjukkan hasil prakarya dari limbah kertas, seperti tempat pensil, anyaman, pigura, lukisan yang indah, pembatas buku, dan vas bunga.
Kardus bekas juga bisa dimanfaatkan menjadi beberapa barang, seperti kostum dinosarus, rumah kucing, wadah tisu, pembatas buku, rak-rak, dan lain-lain.
Andrea pun menjelaskan beberapa jenis plastik, yakni PETE/PET (Polyethylene Terephthalate), PP (Polypropylene), LDPE (Low Density Polyethylene). Jenis-jenis plastik tersebut berbeda-beda menurut jumlah pemakaian dan waktu penguraiannya.
Sebagai contoh Andrea memegang botol plastik dan menunjukkan tanda segitiga di bawah botol yang mana di dalam segitiga tersebut terdapat kode jenis plastik dan berapa kali pemakaiannya.
Sifat plastik sendiri antara lain: kedap air, ringan, tidak mudah terurai. Plastik bisa diolah menjadi berbagai macam barang, seperti tas yang terdiri dari plastik-plastik bekas makanan, jas hujan, dompet, tempat pensil, pot, bahkan perhiasan.
Di akhir materinya, alumni yang dahulu aktif di OSIS itu mengajak untuk memanfaatkan limbah-limbah di lingkungan sekitar, terutama plastik karena susah terurai. Hal itu dilakukan untuk menyelamatkan bumi dari limbah plastik.
"Misalnya memiliki plastik dan kertas yang tidak terpakai lebih baik dipakai lagi atau jika dibuang ke tempat sampah jangan lupa dibuang ke tempatnya, jangan dibuang sembarangan apalagi ke air atau sungai," tegas Andrea.
"Jangan sampai kita ini menjadi bagian yang menumpuk sampah. Tetapi marilah kita mengurangi sampah," tambah Luluk.
Banyak pertanyaan yang diajukan oleh siswa-siswi kelas VII. Bahkan Regina dari kelas VII B sempat menunjukkan baju dari daur ulang plastik yang dimilikinya.
"Bagaimana cara memunculkan ide kreatif untuk mengolah barang-barang bekas?," tanya Ellen.
Menurut Andrea, ide kreatif bisa dipupuk saat sedang membutuhkan sesuatu. Misalkan saat PJJ online kita membutuhkan tempat untuk menaruh handphone. Kebetulan ada gulungan tisu atau kardus bekas yang tidak terpakai. Itu bisa kita gunakan untuk membuat stand handphone. Jadi daur ulang akan terasa lebih bermanfaat bila mana kita membutuhkannya.
Kebiasaan untuk mengolah barang bekas tersebut sudah dilakukan Andrea sejak SMP. Ia bercerita saat bersekolah di SMP Santo Carolus ia membuat gua Natal dari kertas bekas. Ketika itu ia aktif sebagai anggota OSIS Divisi Prakarya dan Kewirausahaan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H