Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) bersama SOLOPEDULI sebagai mitra kemaslahatan telah melaksanakan serah terima enam program kemaslahatan. Acara ini berlangsung di Pondok Pesantren Budi Luhur, Kabupaten Sragen, Provinsi Jawa Tengah, tepatnya di Dusun Gronong RT 02 RW 01 Desa Sidodadi, Kecamatan Masaran, pada Jumat, (31/05/2024), mulai pukul 13.00 WIB hingga selesai.
Enam program yang diserahterimakan adalah sebagai berikut:
-
Pembangunan finishing keramik Gedung Pesantren Putri Pondok Pesantren Nurul Mubin, Kabupaten Sragen.
Pembangunan pagar dan urugan Taman Kanak-Kanak 02 Tawangsari, Kabupaten Karanganyar.
Bantuan perbaikan ruang laboratorium Sekolah SMK Gajah Mungkur 1 Wuryantoro, Kabupaten Wonogiri.
Pembangunan asrama santri putra Pondok Pesantren Budi Luhur, Kabupaten Sragen.
Pengadaan sarana dan prasarana Masjid Jamilah Al Sufyani, Kabupaten Karanganyar.
Finishing tangga Masjid Baitul Huda, Kabupaten Karanganyar.
Acara serah terima ini dihadiri oleh beberapa tamu undangan, di antaranya Hj. Endang Maria Astuti, S.Ag., S.H., M.H. selaku mitra strategis; Agung Sri Hendarsa, S.T., M.Eng., CRP., CPMP., Kepala Divisi Registrasi dan Analisa Kemaslahatan BPKH; Sidik Anshori, S.Sos.I., Direktur Utama SOLOPEDULI, selaku mitra kemaslahatan BPKH; Suratno, Kesra Kecamatan Masaran; Sugino, Kepala Desa Sidodadi; 6 perwakilan penerima manfaat dari masing-masing program; dan 17 anggota penerima manfaat.
Acara serah terima berlangsung sukses dengan dipandu oleh Nanang Munawar selaku MC dalam acara. Dibuka dengan sambutan hingga akhir, acara ini cukup berkesan karena dalam sekali serah terima terdapat 6 sekaligus penyerahan yang dilakukan.
Agus Muladi, S.H., Ketua Dewan Pembina Yayasan selaku Perwakilan Pondok Pesantren Budi Luhur, Kabupaten Sragen selaku tuan rumah acara dan perwakilan penerima manfaat, menyampaikan terima kasih kepada BPKH dan SOLOPEDULI. Beliau berharap bantuan ini bermanfaat dan menjadi amal jariyah bagi para pemberi bantuan.
Suratno, juga menyampaikan rasa terima kasihnya kepada SOLOPEDULI dan berharap bantuan ini dapat bermanfaat dan menjadi amal kebaikan untuk seluruh pihak yang telah mendukung berhasilnya seluruh program ini.
"Dalam melaksanakan program ini tidaklah mudah, dibutuhkan proses yang panjang pelaksanaan program kemaslahatan. Mulai dari asesmen, pengajuan proposal, pelaksanaan, hingga pelaporan yang dilakukan sesuai dengan SOP BPKH," tutur Sidik dalam sambutannya.
"Program kemaslahatan ini tidak menggunakan dana haji, tetapi menggunakan dana abadi umat. Dana tersebut merupakan hasil investasi yang dikelola oleh BPKH agar dapat memberikan manfaat seluas-luasnya untuk kemaslahatan umat," kata Endang Maria Astuti dalam sambutannya.Â
Agung Sri Hendarsa memberikan pemahaman lebih lanjut mengenai dana abadi umat dan menegaskan kembali bahwa dana tersebut tidak berasal dari dana haji. Dana abadi umat adalah sisa dana haji sebelum adanya BPKH. Dana ini diinvestasikan sesuai prinsip keuangan syariah dan hasilnya didistribusikan sebagai subsidi haji seluruh Indonesia serta program kemaslahatan umat. BPKH bekerja sama dengan mitra strategis sebagai pengawas.Â
Melalui Endang sebagai mitra stategis, BPKH mendapatkan masukan dalam proses pendistribusian yang mengetahui kebutuhan umat dan memastikan dana bantuan tepat sasaran.
Program kemaslahatan ini terdiri dari tujuh jenis, dan kali ini, enam program yang diserahterimakan masuk dalam kategori program kemaslahatan pendidikan dan dakwah serta sarana dan prasarana ibadah.(snk)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI