Mohon tunggu...
Humas MAN 1 Yogyakarta
Humas MAN 1 Yogyakarta Mohon Tunggu... Jurnalis - Tim Humas MAN 1 Yogyakarta

Kami mempublikasikan kegiatan MAN 1 Yogyakarta melalui platform Kompasiana agar masyarakat lebih mudah mengenal MAN 1 Yogyakarta dan mendapatkan update informasi terbaru

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tumbuhkan Jiwa Moderat, Siswa MAN 1 Yogyakarta Kunjungi Pura Ulun Danu

1 Februari 2025   21:11 Diperbarui: 1 Februari 2025   21:10 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber: Humas MAN 1 Yogyakarta)

Bali --  Memasuki hari ke-4 atau hari terakhir kunjungan, Sabtu (1/2/2025), 231 peserta Studi Budaya MAN 1 Yogyakarta  mengunjungi objek wisata Pura Ulun Danu.

Pura Ulun Danu dibangun untuk memuja Dewi Danu. Danu, dalam bahasa Bali, berarti danau, sedangkan Dewi Danu adalah ratu air, danau, dan sungai. Kompleks pura ini memiliki  empat bangunan suci. Lingga Pura berdiri setinggi tiga tingkat, dan merupakan tempat pemujaan bagi Dewa Siwa.

Posisi yang unik dari kedua bangunan suci ini jarang ditemui di pura ulun danu yang didirikan di danau-danau lainnya di Bali. Hal ini membuat kedua bangunan suci di tengah Danau Beratan ini tidak saja memiliki nilai secara spiritual tetapi juga nilai keindahan yang tinggi.

Fungsi Pura Ulun Danu Beratan adalah sebagai tempat pemujaan yang diwujudkan dengan keberadaan beberapa bangunan pemujaan atau pelinggih. Di antara pelinggih tersebut, ada dua bangunan, yaitu Palebahan Pura Tengahing Segara dan Palebahan Palinggih Lingga Petak/Ulun Danu yang posisinya menjorok ke tengah danau.

Selain berfungsi sebagai tempat ibadah umat Hindu, Pura Ulun Danu Beratan juga dijadikan sebagai tempat wisata di Bedugul. Daya tarik utama dari kompleks pura ini adalah Pelinggih Telengin Segara yang berwujud meru bertumpang 11 dan Pelinggih Lingga Ulun Danu yang berwujud meru bertumpang tiga.

Pura ini berjarak sekitar 70 kilometer dari Bandara Internasional Ngurah Rai dan kurang lebih 50 km dari pusat Kota Denpasar. Untuk dapat mengunjungi pura Ulun Danu kita harus naik perahu karena letaknya yang berada di tengah danau.

Di sekitar Bedugul, ada desa Candi Kuning yang di sana tumbuh berkembang perpaduan agama yang sangat rukun antara umat muslim dengan umat Hindu.
Kata 'bedugul' merupakan gabungan dua kata dari  'bedug' dan 'kul-kul' (kentongan) untuk memanggil warga berkumpul.

Dr. Suyanto, S.Ag., M.S.I., wakil kepala bagian Humas mengemukakan dipilihnya Pura Ulun Danu sebagai objek studi budaya terakhir adalah untuk lebih mengenalkan murid-murid MAN 1 Yogyakarta akan keragaman agama, adat, dan budaya yang berkembang di Nusantara, khususnya di pulau seribu pura ini. Dengan kunjungan studi budaya ini, diharapkan jiwa-jiwa moderat dapat tumbuh dalam diri murid- murid MAN 1 Yogyakarta.
Soeprastiyono Noegroho, M.Pd.I., guru Sejarah sekaligus waka Kesiswaan di MAN 1 Yogyakarta mengungkapkan
"Di Ulun Danu ini kita bisa secara langsung menyampaikan pembelajaran mengenai kekayaan alam bangsa, adat istiadat, dan bentuk keragaman budaya Hindu-Budha, dan juga perpaduan Islam di Nusantara. Khusus di pura Ulun Danu ini diharapkan siswa mampu mengimplementasikan bagaimana melestarikan budaya peninggalan leluhur serta begitu kuatnya toleransi beragama yang terus dijaga." (wk)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun