Mohon tunggu...
Lapas Luwuk
Lapas Luwuk Mohon Tunggu... Administrasi - Akun Resmi Lapas Kelas IIB Luwuk

Akun Resmi Lapas Kelas IIB Luwuk

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal

Lapas Luwuk: Dari Balik Jeruji Besi, Semangat Pahlawan Tetap Menyala

10 November 2024   10:19 Diperbarui: 10 November 2024   10:26 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Luwuk - Dalam rangka memperingati Hari Pahlawan 10 November 2024, Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Luwuk Kanwil Kemenkumham Sulteng menggelar upacara bendera dengan khidmat. Kegiatan ini diikuti oleh seluruh Jajaran Pejabat Struktural, Pegawai dan perwakilan Warga Binaan Pemasyarkatan Lapas Kelas IIB Luwuk, (10/11).

Upacara yang berlangsung di lapangan upacara Lapas Luwuk ini bertujuan untuk mengenang jasa para pahlawan yang telah gugur dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Selain itu, kegiatan ini juga sebagai upaya untuk menanamkan nilai-nilai patriotisme dan nasionalisme kepada seluruh peserta upacara, khususnya para warga binaan.

Upacara kali ini bertemakan "Teladani Pahlawanmu, Cintai Negerimu". Tema ini mengandung makna yang dalam, "Cintai Pahlawanmu" berarti semua olah pikiran dan perbuatan harus senantiasa diilhami oleh semangat kepahlawanan. "Cintai Negerimu" mengandung makna bahwa apapun bentuk pengabdian kita harus memberikan sumbangsing yang berarti bagi kemajuan bangsa Indonesia.

Bertindak sebagai inspektur upacara, Kalapas Luwuk yang diwakilkan oleh Kasi Administrasi Dan Tata Tertib, Putu Arta Wibawa Darmawan dalam kesempatan ini membacakan amanat Menteri Sosial Republik Indonesia. Beliau menyampaikan bahwa peringatan Hari Pahlawan bukan hanya sekadar seremonial, tetapi juga menjadi momentum untuk menanamkan nilai-nilai luhur perjuangan kepada generasi muda, termasuk para WBP.

"Melalui kegiatan ini, kita ingin menumbuhkan rasa nasionalisme dan patriotisme di kalangan warga binaan, sehingga mereka dapat menjadi manusia yang lebih baik setelah kembali ke masyarakat," ujar Putu.

Lebih lanjut Putu Arta menambahkan, Setiap masa akan berbeda tantangannya, peluangnya, kekuatannya dan keterbatasannya. "Dahulu implementasi kepahlawanan adalah dengan semangat mendobrak, menjebol dan meruntuhkan bangunan struktur kolonialisme penjajah, maka saat ini implementasinya adalah meruntuhkan kultur dan struktur kemiskinan dan kebodohan yang menjadi akar masalah sosial di Indonesia." ungkapnya. Red/Humas-LPLuwuk

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun