Bandung - Areal pertambangan tidak selalu berbentuk tanah datar. Tidak jarang bentuk areal ternyata sangat ekstrem. Mempertimbangkan hal ini, PPSDM Geominerba menyelenggarakan Diklat Analisis Kestabilan Lereng untuk dapat meningkatkan kemampuan SDM para Aparatur Sipil Negara di Lingkungan Kementerian Energi Sumber Daya Mineral dalam menganalisis Kestabilan Lereng di pertambangan.
Stabilitas dari suatu lereng biasanya menjadi masalah yang membutuhkan perhatian yang lebih bagi kelangsungan operasi penambangan setiap harinya. Lereng yang tidak stabil sangatlah berbahaya terhadap lingkungan sekitarnya, oleh sebab itu analisis kestabilan lereng sangat diperlukan. Dwi Ismukurnianto selaku Kepala PPSDM Geominerba membuka diklat secara resmi, Senin (26/8/2024) di Gedung Diklat PPSDM Geominerba, Bandung. Ismu mengatakan adalah diklat ini adalah bagian integral dari manajemen risiko dan tindakan proaktif yang harus dilakukan oleh perusahaan tambang untuk mencapai praktik tambang yang bertanggung jawab dan berkelanjutan.
Diklat yang berlangsung selama 5 hari, dimulai pada tanggal 26 hingga 30 Agustus 2024, ini menawarkan materi yang komprehensif. Mulai dari regulasi pengelolaan lereng dalam pertambangan, pengantar geoteknik tambang, gerakan tanah, hingga analisis kestabilan lereng, peserta akan mendapatkan pemahaman mendalam tentang aspek-aspek kunci dalam menjaga kestabilan lereng.
Dengan diadakannya Diklat Analisis Kestabilan Lereng Angkatan II, Harapannya, akan menghasikan Aparatur Sipil Negara pekerja keras yang dinamis, produktif, terampil, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi yang mumpuni, mengikuti perkembangan zaman. (EP)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H