[caption id="attachment_238537" align="aligncenter" width="720" caption="Foto Bersama :Bupati Aceh Tengah, Ir.H.Nasaruddin,MM Menerima Cendramata dari Jhoni R. Tampubolon, CEO PT Bank BNI (persero) Tbk Kantor Wilayah Medan, Senin (25/2/13) pagi di Pendopo Bupati Setempat"][/caption]
Kabupaten Aceh Tengah diakui memiliki keunggulan kompetitif (competitive advantage) maupun keunggulan komparatif (comparative advantage). Keunggulan tersebut meliputi kekayaan sumber daya alam, letak geografis, yang sangat strategis maupun modal sosial (social capital) yang pengaruhnya sangat dominan bagi pembangunan daerah.
Kondisi ini dipicu lagi dengan manajemen pemerintahan yang efesien dan kepemimpinan yang kuat, “kami sangat optimis akselerasi laju pembangunan pada semua sektor dapat ditingkatkan, sesuai dengan kondisi sosial maupun aspirasi dan potensi masyarakat yang terus berkembang”, ungkap CEO PT Bank Negara Indonesia (BNI) Kantor Wilayah Medan, Jhoni R.Tampubolon dalam audiensi dengan Bupati Aceh Tengah, Ir. H. Nasaruddin, MM, Senin (25/02/13) Pagi di Pendopo Bupati setempat. Tampak juga dihadiri Fahcrul Rizal, Pimpinan Bank BNI cabang Bieruen, Abdul Hamit, Pimpinan Bank BNI cabang Takengon, serta didampingi Direktur BUMD Tanoh Gayo Takengon. Hasanudin,SP
”Maka tak heran bila sejumlah perbankan pun hadir di Takengon Ibukota Aceh Tengah”, selanya. “Sarana publik milik pemerintah bermunculan, investor satu-persatu hadir di Kota Takengon”, kata Jhoni yang merincikan sejumlah investor besar, yang diyakini akan mampu meningkatkan kesejahteraan dan menyerap tenaga kerja.
Menyadari akan hal ini, Jhoni mengatakan PT Bank Negara Indonesia (BNI Persero) Tbk menyatakan diri siap mendukung Pemkab Aceh Tengah dalam memaksimalkan potensi ekonomi yang ada. “BNI selalu membuka diri apalagi untuk pengembangan UMKM dan industri kreatif lainnya,yang di mana pangsa pasarnya yang lebih baik dan menjanjikan ,” jelas Jhoni.
Sejauh ini, diterangkan Jhoni bahwa penyaluran kredit usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) mencapai kisaran Rp 25 triliun per akhir tahun 2012. Sementara portofolio kredit BNI Wirausaha yang merupakan bagian dari kredit UMKM ada sekitar Rp 13 triliun. “Itu per Desember 2012. Dan untuk tahun 2013 ini Bank BNI tetap mendukung pengembangan ekonmi dan senantiasa memfasilitasi harapan pelaku usaha, baik jasa, produksi maupun dukungan terjadap ekonomi kreatif lainnya
“Persoalan penting dalam pengembangan UMKM adalah berkaitan dengan volume pembiayaan yang masih kecil untuk modal kerja dan investasi. Sedangkan untuk terus mendorong pengembangan UMKM di Aceh Tengah, peranan pemerintah saja tidak akan cukup. Karenanya Pemkab Aceh Tengah membutuhkan dukungan dari pihak perbankan dan para pemangku kepentingan lainnya, untuk menggiatkan UMKM di daerah penghasil kopi Arabika Gayo ini”, jelas Bupati Aceh Tengah, Nasaruddin, yang didampingi Kabag Humas Pemkab Aceh Tengah, Drs. Windi Darsa, MM.
Karena itu, Dia katakan keberpihakan bank sangatlah menentukan pertumbuhan UMKM dan sektor potensial yang banyak berkembang di Kota Takengon, namun belum diimbangi dengan volume pembiayaan perbankan yang memadai. “Bentuk keberpihakan bank terhadap UMKM bisa dilakukan dalam berbagai bentuk kebijakan dan Bank harus proaktif mencari kader potensi usaha baru di daerah yang akan ditumbuhkan, tentunya dengan pengawasan unit kerja terkait, sebagai pembina UMKM, ” tukas Bupati.
Pak Nas, panggilan akrab Bupati Nasaruddin menyadari bahwa selama ini persyaratan kredit bagi UMKM yang diajukan pihak Bank sangat ketat dan setara dengan perusahaan besar. Padahal UMKM memerlukan persyaratan yang lebih sederhana dan perhitungan resiko modal terhadap kredit itu diharap jangan terlalu berat.
Penyaluran pinjaman ini sangat penting berkaitan dengan upaya Pemkab untuk meningkatkan kewirausahaan atau entrepreneurship. Dengan dukungan terhadap usaha diharapkan penghasilan rumah tangga makin baik, sehingga kemiskinan dan pengangguran berkurang. Dengan tujuan yaitu mempercepat pengembangan sektor riil dan pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah, meningkatkan akses pembiayaan kepada UMKM dan Koperasi dan penanggulangan kemiskinan serta perluasan kesempatan kerja
Jhoni menanggapi bahwa sebenarnya dari sisi perbankan sendiri juga membutuhkan kehadiran pelaku UKM sebanyak-banyaknya. Dan sangat mendukung berkembangnya UMKM di Aceh tengah dan potensi lahan perkebunan tebu yang sangat menjanjikan.
Dari segi distribusi risiko, perbankan cenderung menyukai membiayai sektor UMKM sebanyak-banyaknya, karena distribusi risikonya menjadi lebih menyebar. Jadi kalau ada sebagian kecil pengusaha UKM yang bangkrut, rasio kredit bermasalah (NPL) yang dipikul oleh bank tetap kecil. Beda halnya kalau bank membiayai beberapa pelaku usaha di sektor korporasi besar, ujarnya.
Apabila terjadi kesulitan dengan korporasi ini, maka bank akan menanggung NPL yang jauh lebih besar sehingga berpotensi mengancam eksistensi bank. Namum Jhoni mengharapkan keberpihakan perbankan terhadap pelaku UMKM dalam bidang permodalan harus didukung oleh pemerintah dan regulator, dalam hal ini adalah Bank Indonesia
Pada kesempatan tersebut, Bupati Nasaruddin juga menawarkan pada pihak BNI, untuk melakukan kerjasama dalam memperbaiki dan memperindah fasilitas publik yang ada di Kute Takengen yang pada tanggal 17 Februari 2013 lalu memperingati hari jadinya yang ke-436. Pemkab Aceh Tengah, akan sepenuhnya mendukung pembenahan dan perbaikan yang dilakukan oleh pihak Bank terhadap badan jalan, jalur hijau, halte bus ataupunfasilitas umum lainnya, tentunya dengan kontribusi yang dapat di berikan kepada pihak pemerintah daerah, dalam membangun dan memperindah wajah dan tampilan Kute Takengen Kabupaten Aceh Tengah, sebagai Daerah Tujuan Wisata (DTW) di Aceh
Sebagaimana yang dijelaskan Dirut BUMD Tanoh Gayo, Hasanuddin,SP, BNI juga tengah mengkaji dan menjajaki kemungkinan kerjasama penyediaan modal, bagi usaha pengembangan Kawasan Perkebunan tebu di Kecamatan Ketol, yang dalam waktu dekat ini akan berdiri sebuah pabrik gula pasir, serta industri hilir Beo-ethanol dan Pupuk penyubur Tanaman, berkantor pusat di Ho Chi Minh City Vietnam yakni NIVL Join Stock Company. “Bila pabrik produksi gula pasir dibangun di Kecamatan Ketol, disamping meningkatkan nilai tambah bagi petani tebu, pabrik itu juga menyerap tenaga kerja,” tukasnya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H