Perkembangan teknologi yang semakin canggih memberikan dampak positif dan peluang untuk melejitkan mutu pendidikan Indonesia. Salah satunya adalah memberikan pembelajaran coding kepada anak-anak. Coding atau programming merupakan  salah satu dampak majunya teknologi masa kini. Pemrograman merupakan proses menulis, menguji dan memperbaiki, serta memelihara kode yang membangun suatu program komputer.Â
SD Muhammadiyah 14 Surakarta lantas memberanikan diri menghadirkan pembelajaran coding yang dikemas dalam kegiatan ekstrakurikuler komputer. Tujuan adanya pembelajaran coding di sekolah ini tidak semata-mata menjadikan peserta didik agar familiar dengan dunia programming.Â
Melainkan, pembelajaran coding diharapkan juga membangkitkan kembali daya kreatifitas dan produktif anak pasca pandemi covid-19, dimana dua daya tersebut mengalami kemerosotan sehingga memperlambat proses belajar anak didik saat ini.
Muhammad Efendi, S.Pd. Gr selaku guru komputer di SD Muhammadiyah 14 Surakarta menuturkan, "Pembelajaran coding memanfaatkan platform Scratch. Ini merupakan software yang mengenalkan programming kepada anak-anak sejak usia dini.Â
Oleh karena itu, kode yang digunakan berupa block code (kode blok) yang bentuknya seperti lego atau puzzle berwarna-warni. Sehingga tercipta pembelajaran yang menyenangkan. Karena coding yang dijalankan bukan berupa huruf/angka rumit sebagaimana program pada umumnya".
Suparti, S.Pd, SD selaku kepala sekolah menyatakan bahwa mungkin SD Muhammadiyah 14 Surakarta adalah sekolah yang pertama kali berani memberikan pembelajaran coding pada anak didik di lingkungan pendidikan kota Surakarta. Besar harapannya sekolah ini akan menjadi pioner sekolah coding pertama di Solo pada level SD/MI. Meskipun hingga saat ini ketersediaan sarana dan prasarana belum sepenuhnya mendukung, tetapi pihaknya tetap optimis bahwa pembelajaran coding akan mendatangkan kemanfaatan dimasa akan datang.
Menurut studi yang dilakukan oleh University of Texas, ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh ketika anak-anak belajar coding, antara lain: Pertama, Meningkatkan Kemampuan Problem Solving, yaitu kemampuan berpikir yang terstruktur dan logis. Ketika anak-anak berpartisipasi dalam lingkungan pemrograman, mereka memiliki kesempatan untuk mengembangkan konsep matematika, pemecahan masalah, dan keterampilan sosial.Â
Praktiknya, coding mengharuskan mereka untuk memecah masalah menjadi sub-masalah yang lebih mudah dikelola, kemudian maju melalui proses berulang dalam mengidentifikasi, memprioritaskan, dan mengimplementasikan solusi. Dengan demikian, anak-anak bisa mulai mengasah kemampuan problem solving mereka saat belajar coding.
Kedua, Meningkatkan Kreativitas. Dalam belajar coding, kreativitas anak dapat meningkat dengan baik. Banyaknya variasi seperti memunculkan gambar, tulisan, suara dapat mendorong anak untuk mengembangkan imajinasi dan kreativitasnya.Dengan belajar coding, anak-anak terus-menerus didorong untuk bereksperimen. Begitu mereka memahami fungsi dasar dari coding yang dipelajarinya, mereka dapat terus bertanya pada diri sendiri, "Bagaimana jika saya mencoba coding ini? Apakah itu akan berhasil?". Software juga akan langsung memberikan feedback yang memacu anak untuk menemukan solusi pada tantangan apa pun. Belajar coding sesuai usia mendorong anak-anak untuk bercerita, menghidupkan karakter, dan mengembangkan program unik, yang memberdayakan mereka untuk menggabungkan pemikiran logis dan sistematis mereka dengan pembelajaran kreatif, artistik, dan intuitif.
Ketiga, Meningkatkan  Digital Literacy  dan Produktivitas. Anak-anak saat ini akan lebih banyak berinteraksi dengan gadget dibandingkan Ibu dan Ayah. Untuk itu, dibutuhkan kemampuan digital literacy agar anak tidak mengalami kesulitan dalam mengakses informasi secara digital. Digital literacy mengacu pada kemampuan seseorang untuk memahami dan terlibat dengan teknologi dengan cara yang bijaksana dan bermakna. Anak dapat menghasilkan suatu produk ciptaannya sendiri, ketika belajar coding. Contohnya dalam aplikasi scratch, anak sudah dapat membuat animasi 2D yang bergerak atau aplikasi game sederhana hasil karyanya sendiri. Lain sisi aplikasi scratch juga dapat dioperasikan melalui smartphone, sehingga pembelajaran coding akan sedikit banyak mengurangi ketergantungan anak-anak pada game online/tik tok yang selama ini dikeluhkan oleh banyak orang tua dampak negatifnya.
Demikianlah selayang pandang pembelajaran coding di SD Muhammadiyah 14 Surakarta yang telah berjalan kurang lebih tiga bulan di tahun ajaran 2022/2023 ini. Segenap civitas akademika SD Muhammadiyah 14 Surakarta berharap, program coding ini dapat terus eksis dan menjadi sarana kemajuan digital literacy, khususnya di kota Surakarta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H