Mohon tunggu...
Rio Estetika
Rio Estetika Mohon Tunggu... Freelancer - Dengan menulis maka aku Ada

Freelancer, Teacher, Content Writer. Instagram @rioestetika

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengakrabi Kegagalan

23 Februari 2020   06:30 Diperbarui: 23 Februari 2020   06:41 314
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tiga hari berlalu, kemudian aku pergi ke rumah Ferdian untuk mengetahui keadaannya. Aku berjumpa Ayah Ferdian. "Ferdian tidak ada perkembangan, ia susah makan, diobati pamannya susah, bahkan ibunya sendiri disuruh pergi ketika mau mengantarkan makan. Padahal kalau malam ia merengek kesakitan," kata ayah Ferdian menceritakan.

Aku meminta izin untuk menemui Ferdian, ayahnya mengantarku ke kamar Ferdian. "Nak, ada temanmu datang menjenguk", kata ayah Ferdian sembari mendorong pintu kamar. "Sudah pergi saja," bentak Ferdian. Hal itu membuat ayahnya marah dan menampar Ferdian. Seketika itu aku hanya  berkata, "Sudah-sudah pak, kasihan Ferdian". Saat itu aku benar-benar terkejut Ferdian bisa berkata sekasar itu, sangat jauh dengan sifat teman yang selama ini ku kenal.

Ayah Ferdian berjalan membuka jendela kamar Ferdian, kemudian menghela nafas meredakan emosinya. Ayah Ferdian berdiri disamping jendela, sinar matahari masuk ruangan, memberikan sinar keteduhan meredakan marah sang ayah dan kesedihan si anak. Saat itulah ayah Ferdian memberikan nasihat yang memberikan semangat untukku dan tentunya untuk Ferdian.

"Nak, bapak dan ibu tidak mempermasalahkan soal hasil kelulusanmu. Hidup ini pilihan nak. Kalau kamu ingin tetap di kamarmu mengabaikan pengobatanmu, itu pilihanmu. Bapak dan ibu cuma bisa dukung. Namun, suatu saat kamu akan dilanda kekecewaan yang mendalam karena membandingkan kehidupanmu dengan orang lain. Lain ceritanya, kalau kamu bersemangat menjalani pengobatanmu dan bangkit dari ranjangmu itu. Kamu berkesempatan untuk mencoba berbagai hal untuk bangkit. Kamu suka sepak bola, kamar ini terlalu sempit untukmu. Impianmu sejak kecil ingin menjadi polisi, kamar ini juga terlalu kecil untuk menempamu menjadi perwira. Pilih dan putuskanlah nak, kamu mau bangkit atau terpuruk".

Kata-kata itu benar menghujam batin Ferdian. Maka, benarlah Ferdian mulai bersemangat menjalani pengobatannya. Meski harus mengerang kesakitan setiap kali diterapi pamannya. Di tengah-tengah masa pemulihan kakinya Ferdian mengikuti kelas penyetaraan, untuk mendapatkan ijazah setara SMA. 

Ijazah pun didapatkan. Bermodalkan ijazah setara SMA ia pun merantau ke kota Solo mencari pekerjaan. Pekerjaan serabutan ia lakoni, menjadi tukang foto copy ia tekuni. Seringnya interaksi dengan mahasiswa yang memakai jasa foto copynya membuat Ferdian berkeinginan pula untuk kuliah.

Ketika peluang beasiswa terbuka, ia pun bergegas mendaftarkan diri. Tiga kali penolakan tak membuatnya berhenti berusaha. Kata-kata ayahnya saat ia terpuruk membuatnya memiliki motivasi untuk berani mengambil resiko kegagalan dan mencoba kembali. 

Akhirnya ia mendapatkan beasiswa yang ia inginkan. Berkuliah dan bekerja ia jalani dengan penuh suka cita. Ferdian lulus kuliah dengan hasil memuaskan, hal ini membuatnya dipercaya menjadi asisten dosen dan kini tengah berupaya untuk melanjutkan studinya di Sekolah Pascasarjana di kampusnya.

Buya Hamka pernah menyampaikan,"Jangan takut jatuh, karena yang tidak pernah memanjatlah yang tidak pernah jatuh. Jangan takut gagal, karena yang tidak pernah gagal hanyalah orang-orang yang tidak pernah melangkah. Jangan takut salah, karena dengan kesalahan yang pertama kita dapat menambah pengetahuan untuk mencari jalan yang benar pada langkah yang kedua".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun