Mohon tunggu...
Rio Estetika
Rio Estetika Mohon Tunggu... Freelancer - Dengan menulis maka aku Ada

Freelancer, Teacher, Content Writer. Instagram @rioestetika

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tabichi, Keajaiban Benua Hitam

14 Oktober 2019   14:39 Diperbarui: 14 Oktober 2019   15:03 3
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kisah hebat datang dari benua hitam Afrika. Sebut saja Peter Tabichi (36) mengajar di SD Keriko Mixed Day di Desa Pwani, di wilayah pinggiran, bagian semi-kering dari Lembah Rift Kenya, tempat kekeringan dan kelaparan sering terjadi. Sekitar 95 persen murid sekolah itu berasal dari keluarga miskin, dan sepertiga adalah yatim piatu atau hanya memiliki ayah atau ibu, dan kebanyakan dari mereka tak memiliki makanan di rumahnya. 

Para siswa Tabichi harus menempuh jalan sepanjang 7 kilomater untuk bisa sampai sekolah. Bahkan, jalan akan menjadi medan yang sulit ketika musim penghujan tiba. Dalam situasi dan kondisi sekolah yang jauh dari kata ideal Tabichi tetap mengajar disana. Ia mengajar Fisika dan Matematika. 

Rasio murid dan guru di sekolah itu 58:1, hanya memiliki satu unit komputer untuk pelajar dengan koneksi internet yang buruk. Kendati demikian, Tabichi tetap menggunakan komputer dalam proses belajar mengajar. Bahkan ia rela mengamalkan 80 persen gajinya setiap bulan untuk warga miskin, khususnya muridnya yang berasal dari keluarga miskin.

Kendati sarana sekolah tak memadai, namun sekolah dibawah asuhan Tabichi tersebut namanya mencuat setelah memenangi kejuaraan sains nasional yang diselenggarakan oleh Yayasan Varkey yang berbasis di Dubai. Di sisi lain Peter Tabichi juga diganjar dengan hadiah USD 1 juta dari Organisasi Penghargaan Guru Dunia atau Global Teacher Prize. Tabichi dinobatkan sebagai guru terbaik dunia 2019.

South China Morning post mengabadikan pernyataan Tabichi, "Setiap hari di Afrika, kami membuka sebuah halaman dan bab baru. Penghargaan ini bukan untuk saya tapi untuk anak-anak muda di benua besar. Saya berada di sini hanya karena apa yang telah dicapai oleh para murid saya," 

Hebat bukan? Semoga menginspirasi para guru dan murid untuk terus bersemangat berjuang dalam pendidikan walau bagaimanapun keadaannya.

Sumber: merdeka.com dengan penambahan penulis

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun