Mohon tunggu...
Humam Afif
Humam Afif Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa | Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

Halo

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Transformasi Digital UMKM, Tantangan dan Peluang melalui E-Payment dan E-Commerce

16 Oktober 2024   18:40 Diperbarui: 16 Oktober 2024   19:00 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Transformasi Digital UMKM: Tantangan dan Peluang Melalui E-payment dan E-commerce 

Digitalisasi sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) telah menjadi salah satu fokus utama dalam meningkatkan daya saing ekonomi di Indonesia. Dengan kontribusi UMKM yang mencapai 61,07% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional dan menyerap 97% tenaga kerja di Indonesia, pengembangan sektor ini memiliki dampak yang luas terhadap ekonomi nasional. 

Namun, meskipun potensinya besar, hanya 23% UMKM yang telah terhubung dengan ekosistem digital, dan sebagian besar pelaku usaha masih mengandalkan metode transaksi tunai konvensional. Ini menunjukkan adanya kesenjangan digital yang cukup besar, terutama antara wilayah perkotaan dan daerah terpencil, di mana sebagian besar layanan digital terpusat di Pulau Jawa.

Artikel ini menyoroti bahwa layanan e-payment dan e-commerce memiliki dampak positif terhadap kinerja rantai pasok UMKM, terutama dalam hal efisiensi operasional, peningkatan akses pasar, dan penguatan hubungan antara pemasok. Namun, tantangan utama yang dihadapi oleh UMKM dalam mengadopsi teknologi ini adalah rendahnya literasi digital dan kurangnya infrastruktur teknologi.

 Inisiatif "30 Million MSMEs Go Digital" yang dicanangkan pemerintah pada tahun 2024 merupakan langkah konkret untuk mengatasi tantangan tersebut, namun keberhasilannya sangat bergantung pada kolaborasi multi-stakeholder, termasuk pemerintah, universitas, dan sektor swasta.

Dalam konteks ini, pendekatan berbasis inovasi terbuka (open innovation) dinilai sebagai solusi strategis yang dapat mempercepat proses digitalisasi di kalangan UMKM. Melalui kerjasama lintas sektor, UMKM dapat diberdayakan tidak hanya dengan akses infrastruktur digital, tetapi juga melalui pelatihan dan bimbingan dalam penggunaan teknologi seperti e-payment dan e-commerce.

Digitalisasi UMKM di Indonesia memainkan peran penting dalam meningkatkan kinerja rantai pasok, terutama melalui pemanfaatan e-payment dan e-commerce. Menurut artikel yang ditinjau, adopsi layanan digital ini memberikan berbagai keuntungan signifikan bagi UMKM, termasuk peningkatan transparansi, responsivitas terhadap perubahan permintaan pasar, dan pengurangan biaya operasional. 

E-payment, misalnya, mempermudah transaksi bisnis dan mengurangi ketergantungan pada uang tunai, yang sering kali tidak efisien dan memakan waktu. Data yang dipaparkan menunjukkan bahwa sekitar 30,49% UMKM telah menggunakan layanan e-payment secara aktif, namun sebagian besar pelaku usaha lainnya masih belum memanfaatkannya secara maksimal.

Di sisi lain, e-commerce membuka akses pasar global bagi UMKM, memungkinkan mereka untuk memperluas jangkauan pelanggan di luar batasan geografis. Namun, meskipun potensi ini besar, sekitar 57,64% UMKM masih belum optimal dalam memanfaatkan platform e-commerce, dan 75% dari mereka mengalami kesulitan dalam mempertahankan konsistensi operasional di ekosistem digital. Rendahnya performa di marketplace ini menunjukkan adanya masalah pada integrasi proses bisnis dan rendahnya literasi digital para pelaku usaha.

Tantangan utama dalam adopsi teknologi oleh UMKM terletak pada infrastruktur yang belum merata dan tingkat literasi digital yang terbatas. Sebagian besar penetrasi layanan digital masih terpusat di Pulau Jawa, sedangkan kawasan-kawasan terpencil belum mendapatkan akses yang memadai. Literasi digital yang rendah ini tidak hanya menyangkut keterampilan teknis, tetapi juga mencakup perubahan pola pikir dalam menjalankan bisnis berbasis teknologi.

 Tanpa literasi digital yang memadai, UMKM akan kesulitan untuk beradaptasi dengan perubahan teknologi dan memaksimalkan potensi digitalisasi dalam rantai pasok mereka.

Artikel ini juga menyoroti peran open innovation sebagai kunci untuk mengatasi kesenjangan digital. Dalam konteks ini, open innovation melibatkan kerjasama antara pemerintah, universitas, dan sektor swasta untuk mempercepat proses digitalisasi. 

Misalnya, program pelatihan berbasis komunitas atau kampus UMKM dapat membantu para pelaku usaha kecil menengah untuk lebih memahami dan memanfaatkan teknologi digital dalam operasional sehari-hari mereka. Program "30 Million MSMEs Go Digital" yang diluncurkan pada tahun 2024 merupakan langkah penting yang perlu didukung oleh kebijakan berkelanjutan dan kerjasama lintas sektor.

Lebih lanjut, dukungan pemerintah dalam bentuk kebijakan yang memfasilitasi pengembangan infrastruktur digital menjadi faktor penting dalam mempercepat penetrasi layanan e-payment dan e-commerce. 

Data menunjukkan bahwa sekitar 51% UMKM di Indonesia masih belum mengadopsi transaksi nontunai, yang menandakan perlunya percepatan dalam pembangunan infrastruktur dan penyediaan akses yang merata ke seluruh wilayah, termasuk daerah-daerah di luar Pulau Jawa. Pemerintah dan sektor swasta dapat bekerjasama untuk memberdayakan koperasi dan asosiasi bisnis sebagai agregator layanan digital bagi UMKM, sehingga penetrasi digitalisasi dapat semakin meluas dan berkelanjutan.

Secara keseluruhan, digitalisasi UMKM melalui pemanfaatan e-payment dan e-commerce terbukti dapat meningkatkan efisiensi, transparansi, dan daya saing di pasar global. Namun, tantangan infrastruktur dan literasi digital yang masih rendah menunjukkan bahwa adopsi teknologi ini belum merata di seluruh Indonesia. 

Dengan hanya 23% UMKM yang telah terhubung dengan ekosistem digital, masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk mengatasi kesenjangan digital ini. Inisiatif seperti "30 Million MSMEs Go Digital" menjadi langkah strategis, tetapi keberhasilannya sangat bergantung pada kerjasama lintas sektor dan komitmen berkelanjutan dari pemerintah serta pihak swasta.

Pemberdayaan pelaku usaha, terutama melalui program open innovation, dapat menjadi solusi dalam menghadapi tantangan ini. Pendidikan dan pelatihan mengenai literasi digital serta pembangunan infrastruktur yang merata diharapkan mampu mempercepat transformasi digital UMKM.

 Tanpa upaya yang konsisten dan kolaboratif, risiko bahwa digitalisasi hanya akan menjadi agenda simbolik tanpa dampak nyata bagi kinerja rantai pasok dan daya saing UMKM tetap ada.

Referensi

Kilay, A. L., Simamora, B. H., & Putra, D. P. (2022). The influence of e-payment and e-commerce services on supply chain performance: Implications of open innovation and solutions for the digitalization of micro, small, and medium enterprises (MSMEs) in Indonesia. Journal of Open Innovation: Technology, Market, and Complexity, 8(3), 119. https://doi.org/10.3390/joitmc8030119

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun