Mohon tunggu...
Humam Afif
Humam Afif Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa | Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

Halo

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Transformasi Digital melalui SOA, Manfaat dan Hambatannya

18 September 2024   15:28 Diperbarui: 18 September 2024   15:36 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi SOA (Sumber: freepik.com-funtap)

Transformasi Digital Melalui SOA: Manfaat dan Hambatannya

Dalam era digital yang terus berkembang, Service-Oriented Architecture (SOA) muncul sebagai salah satu pendekatan paling fleksibel dan efisien untuk meningkatkan kinerja sistem informasi organisasi. Artikel ilmiah berjudul "Understanding Service-Oriented Architecture (SOA): A Systematic Literature Review and Directions for Further Investigation" oleh Niknejad et al. (2020) menyajikan tinjauan komprehensif mengenai penerapan SOA dari 2009 hingga 2019, yang melibatkan analisis dari 103 studi primer. Dengan semakin kompleksnya teknologi, SOA menawarkan solusi untuk mengintegrasikan berbagai layanan teknologi dan bisnis yang sebelumnya terpisah, seperti Cloud Computing (CC) dan Internet of Things (IoT). Keuntungan utama yang disoroti termasuk interoperabilitas, modularitas, dan efisiensi, yang memberikan fleksibilitas lebih besar kepada organisasi dalam menghadapi dinamika pasar yang berubah.

Meskipun begitu, implementasi SOA juga memiliki tantangan signifikan, terutama dalam hal tata kelola, strategi adopsi, dan kesiapan sumber daya manusia. Dalam tinjauan ini, ditemukan bahwa tata kelola SOA, strategi adopsi, masalah finansial, serta pelatihan dan pendidikan menjadi faktor kunci yang memengaruhi keberhasilan adopsi SOA. Pada tahun 2017, minat akademisi terhadap SOA meningkat secara signifikan, dengan 15 artikel yang diterbitkan, menjadikannya tahun paling produktif dalam dekade tersebut. Bahkan, sekitar 43% dari seluruh studi yang dianalisis oleh Niknejad et al. (2020) berfokus pada praktik SOA di berbagai industri, mengindikasikan bahwa topik ini menjadi semakin relevan di kalangan praktisi teknologi informasi.

Dengan latar belakang ini, SOA telah menunjukkan kemampuannya untuk mengubah cara organisasi beroperasi, namun implementasinya tidak selalu mulus. Organisasi yang gagal dalam implementasi SOA seringkali disebabkan oleh kurangnya pemahaman tentang faktor-faktor kunci yang mendukung keberhasilannya.

Salah satu temuan utama dari penelitian Niknejad et al. (2020) adalah pentingnya governance atau tata kelola dalam implementasi SOA. Dari 103 studi yang ditinjau, lebih dari 30% menyoroti bahwa tata kelola yang buruk adalah salah satu penyebab utama kegagalan penerapan SOA di berbagai organisasi. Tata kelola ini mencakup struktur organisasi, alokasi tanggung jawab, serta proses pengambilan keputusan yang berfokus pada pengelolaan layanan yang disediakan oleh SOA. Kurangnya pemahaman dan keterampilan dalam mengelola elemen-elemen penting ini sering kali menyebabkan ketidakselarasan antara kebutuhan bisnis dan solusi teknologi yang diterapkan, yang pada akhirnya mengurangi efektivitas SOA.

Selain tata kelola, strategi adopsi juga memainkan peran krusial. Menurut artikel tersebut, hampir 31% dari studi yang dianalisis menekankan pada pentingnya perencanaan yang matang sebelum organisasi beralih ke SOA. Strategi yang buruk dapat menyebabkan inefisiensi dan pemborosan sumber daya. Sebagai contoh, tanpa adanya roadmap yang jelas, perusahaan dapat terjebak dalam proses transisi yang memakan waktu lama tanpa hasil yang nyata. Salah satu rekomendasi dari penelitian ini adalah perlunya menyusun framework strategi adopsi yang terstruktur dan terukur. Hal ini memungkinkan organisasi untuk mengidentifikasi potensi hambatan sejak dini dan memitigasinya sebelum berdampak lebih luas.

Di sisi lain, manfaat finansial dari SOA cukup signifikan. Dalam salah satu studi yang dianalisis, ditemukan bahwa adopsi SOA dapat mengurangi biaya operasional hingga 20% melalui penggunaan kembali layanan (reusability) dan integrasi yang lebih efisien antara sistem yang ada. Misalnya, SOA memungkinkan perusahaan untuk mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya IT yang sudah ada, tanpa harus menginvestasikan modal besar dalam pengembangan infrastruktur baru. Dalam studi lain, disebutkan bahwa SOA mampu mempercepat waktu pemasaran produk baru, yang memberikan keuntungan kompetitif bagi perusahaan. Berdasarkan data yang dikumpulkan selama sepuluh tahun, keuntungan dari SOA sangat jelas dalam hal efisiensi biaya dan peningkatan ROI (Return on Investment).

Namun, selain manfaat yang ditawarkan, ada tantangan signifikan dalam hal pelatihan dan pendidikan. Sekitar 43% dari studi yang dianalisis menunjukkan bahwa kurangnya pelatihan bagi staf menjadi kendala utama dalam implementasi SOA. Tanpa pelatihan yang memadai, staf tidak mampu mengelola atau memanfaatkan potensi penuh dari SOA, yang mengakibatkan proyek gagal mencapai target. Oleh karena itu, investasi dalam pelatihan dan pengembangan keterampilan menjadi komponen yang tak terpisahkan dari keberhasilan implementasi SOA di organisasi.

Kesimpulannya, meskipun Service-Oriented Architecture (SOA) memiliki potensi besar untuk meningkatkan efisiensi, fleksibilitas, dan kinerja organisasi, implementasinya memerlukan perencanaan yang matang dan manajemen yang cermat. Temuan Niknejad et al. (2020) menyoroti bahwa faktor kunci seperti tata kelola, strategi adopsi, serta pelatihan sangat memengaruhi keberhasilan penerapan SOA. Dengan tata kelola yang baik dan strategi adopsi yang terstruktur, organisasi dapat memaksimalkan manfaat finansial yang ditawarkan oleh SOA, seperti penghematan biaya operasional hingga 20% dan peningkatan Return on Investment (ROI).

Namun, kegagalan dalam mengatasi tantangan ini dapat menyebabkan kegagalan proyek, yang berpotensi merugikan perusahaan dalam jangka panjang. Oleh karena itu, penting bagi organisasi yang ingin mengadopsi SOA untuk memahami secara menyeluruh faktor-faktor kunci keberhasilannya dan berinvestasi dalam pelatihan staf agar dapat memanfaatkan teknologi ini dengan optimal. Dengan pendekatan yang tepat, SOA dapat menjadi katalis utama bagi transformasi digital yang lebih luas di berbagai sektor industri. 

Referensi

Niknejad, N., Ismail, W., Ghani, I., Nazari, B., Bahari, M., & Hussin, A. R. B. C. (2020). Understanding service-oriented architecture (SOA): A systematic literature review and directions for further investigation. Information Systems, 91(101491). https://doi.org/10.1016/j.is.2020.101491

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun