Mohon tunggu...
humairoh moelkan
humairoh moelkan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Saya humairoh, lulusan sarjana pertanian fakultas sriwijaya palembang. Menulis dengan hati, menuangkan isi hati.

Selanjutnya

Tutup

Nature

3 Fakta Spodoptera frugiperda Pada Tanaman Jagung

24 Juni 2024   07:29 Diperbarui: 24 Juni 2024   10:45 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jagung menempati posisi kedua sebagai komoditi pangan terpenting setelah padi. Hal ini dikarenakan meningkatnya permintaan jagung yang digunakan berbagai kebutuhan seperti pakan ternak, bahan baku industri, tepung kue dan minuman. Namun saat ini tanaman jagung mengalami kendala akibat serangan hama ulat grayak, yaitu Spodoptera frugiperda.

Spodoptera frugiperda merupakan hama pendatang baru yang berasal dari Amerika Serikat. Bahkan serangga ini terkenal sebagai hama yang rakus di negara asalnya, lho. Lalu apa saja fakta menarik tentang Spodoptera frugiperda?

Berikut ulasan fakta menarik tentang Spodoptera frugiperda!

1. Penerbang yang Tangguh

Spodoptera frugiperda saat dewasa (imago) berubah menjadi ngengat. Ngengat ini memiliki kemampuan terbang yang kuat dengan bantuan angin dapat mencapai 100 km/hari. Dilansir Jurnal Agroekoteknologi Terapan ditulis oleh Apri, dkk. Bahwa di negara asalnya Amerika Serikat serangga ini mampu terbang dari Texas ke Florida baik pada musim semi maupun musim gugur yang jaraknya dapat mencapai 1.700 km. 

Kemampuan daya jelajah yang tinggi menyebabkan hama ini dapat menyebar dalam waktu singkat. Dilansir Jurnal Agrohita ditulis oleh Herni, dkk. Pertama kali keberadaannya ditemukan di Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat awal tahun 2019. Sehingga tidak heran jika serangga ini sudah menyebar ke 32 provinsi di Indonesia.

Selain itu ngengat betina Spodoptera frugiperda betina mampu menghasilkan telur hingga 1.000 butir setiap harinya, loh. Dilansir Jurnal Proteksi Tanaman Tropika ditulis oleh Desi, dkk. Waktu yang dibutuhkan untuk menetas relatif singkat yaitu berkisar 2-3 hari. Luar biasa sekali ya ngengat dari Spodoptera frugiperda ini!

2. Pemakan Semua Tanaman

Fase menjadi ulat merupakan fase yang sangat berbahaya. Hal ini disebabkan ulat membutuhkan banyak asupan nutrisi untuk pembentukan dan perkembangan organ tubuhnya. Di negara asalnya Spodoptera frugiperda memakan daun tanaman padi.  Namun ketika sampai di negara yang berbeda Spodoptera frugiperda memakan tanaman yang berbeda pula. 

Spodoptera frugiperda tiba di Indonesia menjadi hama pada  tanaman jagung Hal ini disebabkan Spodoptera frugiperda mampu beradaptasi  faktor biotik dan abiotik dari negara yang di singgahinya.

Tidak hanya tanaman jagung saja yang menjadi makanan bagi Spodoptera frugiperda. Tetapi serangga ini juga memakan berbagai jenis tanaman. Julukan yang disematkan pada Spodoptera frugiperda sebagai hama rakus karena tidak hanya satu jenis tanaman yang dimakan tetapi juga memakan berbagai jenis tanaman berbeda (polifag). Dilansir Jurnal Sosial dan Sains ditulis oleh Agus, dkk.  Bahwa terdapat 83 spesies tanaman dari 23 famili tanaman yang menjadi makanan dari Spodoptera frugiperda. Wow banyak banget ya!

Selain itu yang paling berbahaya dari hama ini adalah dapat memakan tanaman jagung pada semua fase perkembangan dan pertumbuhan. 

Dilansir Jurnal Agrohita ditulis oleh Herni, dkk. Ulat Spodoptera frugiperda memakan daun muda tanaman jagung pada fase vegetatif. Sedangkan fase generatif ulat Spodoptera frugiperda tidak hanya memakan daun tetapi juga tongkol jagung. Akibat pola makan dari Spodoptera frugiperda inilah pertumbuhan tanaman jagung menjadi terhambat bahkan tamanan akan mati.


3. Kanibal Terhadap Sesama

Meskipun menghasilkan telur banyak, namun saat menetas ulat Spodoptera frugiperda akan memakan sesame atau dikenal kanibal. Dilansir Jurnal Cemara ditulis oleh Gagah, dkk. Dalam penelitiannya ulat yang ditemukan pada tanaman jagung berkisar 1-2 ekor.  Ternyata sifat kanibal ini terjagi supya tidak terjadi persaingan dalam memperoleh sumber makanan. Wow seram sekali ya!

Ciri unik dari Spodoptera frugiperda adalah memilki bentuk kepala tampak seperti huruf Y terbalik. Perbedaan warna tubuhnya juga menjadi pembeda untuk tahapan perkembangan. Dilansir Jurnal Agroekoteknologi Terapan ditulis oleh Dian, dkk. Ulat yang muda memiliki warna pucat sedangkan warna coklat pekat ciri dari tahapan akhir ulat.

Itulah 3 fakta Spodoptera frugiperda pada tanaman jagung. Nah kesimpulannya Spodoptera frugiperda merupakan hama yang tidak hanya menyerang tanaman jagung saja tetapi juga menyerang banyak tanaman. 

Meskipun saat ini berbagai metode telah dilakukan untuk mengendalikan Spodoptera frugiperda diantaranya adalah pembersihan lahan atau sanitasi, menanam tanaman secara bergilir, menggunakan jamur Metarhizium sp., menggunakan ekstrak tepung daun sirih hutan, dan cara terakhir menggunakan pestisida. Hama ini tetap perlu dikendalikan serta perlu diperhatikan secara khusus.

Sumber :

https://proceedings.polije.ac.id/index.php/agropross/article/download/468/439/735

https://jtam.ulm.ac.id/index.php/jpt/article/download/1493/835/

https://sosains.greenvest.co.id/index.php/sosains/article/view/64

http://jurnal.um-tapsel.ac.id/index.php/agrohita/article/download/3355/pdf

https://www.ejournalwiraraja.com/index.php/FP/article/view/1984/1355

https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/samrat-agrotek/article/view/38809/36731

https://conference.unsri.ac.id/index.php/lahansuboptimal/article/view/1977

https://jurnal.untirta.ac.id/index.php/jav/article/download/10841/6948

https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/samrat-agrotek/article/view/35471

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun