Mohon tunggu...
Humaniora

Sumber Daya Alam

12 September 2016   13:10 Diperbarui: 12 September 2016   14:27 3226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

“Dan sesungguhnya pada bina­tang-binatang ternak adalah se­suatu yang patut kamu ambil ibarat; Kami beri minum kamu daripada apa yang keluar dari dalam perutnya dan ada pula yang manfaatnya banyak sekali untuk kamu, daripadanya pula kamu semua makan”.

ALLAH SWT menciptakan semua itu tidak lain agar manusia dapat memanfaatkan sebaik – baiknya. Akan tetapi dalam pemanfaatan sumber daya alam hayati ini islam memiliki batasan – batasan nya , islam mengajarkan untuk memanfaatkannya adalah sumber daya alam hayati yang halal dan baik , dengan contoh binatang – binatang yang boleh dimanfaatkan untuk di makan adalah binatang – binatang yang ALLAH SWT halalkan bukan yang ALLAH SWT haramkan karena di balik yang halal itu pasti terdapat kebaikan dan di balik yang di haramkan itu pasti ada keburukan nya , apabila kita memakan binatang – bintang yang di haramkan maka akan berdampak tidak baik bagi diri kita seperti binatang bab , binatang babi itu di haramkan untuk dimanfaatkan sebagai bahan makanan karena di dalam tubuh babi terdapat zat – zat yang membahayakan yang apabila kita konsumsi maka akan berakibat buruk bagi tubuh kita. Maka dari tiu kita harus memanaatkan sumber daya alam hayati yang memang oleh ALLAH SWT telah di halalkan. Sebagaimana dalam firman ALLAH SWT Q.S Al – Baqarah ayat : 168 :

يَآيُّهَاالنّاسُ كُلُوْامِمَّافِى اْلاَرْضِ حَلَلاًطَيِّبًا وَّلاَتَتَّبِعُوْاخُطُوتِ الشَّيْطنِ اِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّمُّبِيْنٌ

“ wahai manusia ! makanlah dari (makanan) yang halal dan baik yang terdapat di bumi dan janganlah kamu mengikuti langkah – langkah setan. Sungguh , setan itu musuh yang nyata bagimu. “

Menurut hadits tersebut di seumpamakan seperti begini, dimana kita berada dan apapun yang kita lakukan dan apapun masalah atau cobaan yang kita dapatkan yang hanya bisa memperbaiki dan mempertanggungjawabkan adalah diri kita sendiri bukan orang lain. Contohnya seperti halnya kita menebang pohon secara liar otomatis hutan akan gundul dan hewan-hewan yang hidup dalam hutan akan kekurangan pokok makan dan akan punah atau mati. 

Maka yang bisa mengembalikan hutan itu agar tumbuh dan hidup lagi maka hanya orang yang telah merusaknya dan mempertanggungjawabkan perbuatannya. Bukankah Allah Maha Adil, karena setiap perbuatan kita pasti akan ada pertanggungjawaban. Maka sebagai manusia hargailah hidupmu dan baiklah pada alam disekitarmu. Maka alam di sekitarmu akan tunduk dan luluh padamu selagi kamu ingin merawat dan menjaganya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun