"Hehe, kita harus saling percaya. Kunci dalam sebuah hubungan."
Sudah setahun kami berkenalan, tepat di tanggal pertemuan awal kami. Aku mengirimkan pesan padanya.
"Selamat hari di mana kita dipertemukan, Semoga diberi jalan dan tujuan yang sama."
"Alhamdulillah, saya sudah bisa bertemu orangtua Zahra?"
"Wah, kak Rahmat sudah siap sekali yah."
"Kalau Zahra bilang iya, saya datang."
Setahun lebih sejak kukenali dirinya. Akhirnya kabar bahagia sampai padanya. Dia memberikan kabar tentang wisuda kuliahnya. Akhirnya dia bisa menyandang gelar sarjana. Wah betapa senangnya perasaanku ingin juga menyusul hehe.
"Selamat kak Rahmat, semoga saya juga bisa nyusul." Ucapan selamat dariku lewat pesan whatsapp.
"Alhamdulillaah, iya kamu segera nyusul yah. Kamu juga bagian dari keberhasilan ini. Karena dirimu adalah semangatku dalam menggapai gelar sarjana, selalu meminta do'a dan restu orangtuaku serta memohon ridho Allah. Di sekolah juga, saya diangkat sebagai pembina OSIS. Saya selalu semangat dalam pendidikan dan pekerjaan ini Zahra. Yang InsyaAllah pendidikan dan pekerjaan ini untuk kamu."
Betapa tersanjungnya diriku. Namun diriku masih belum bisa menentukan pilihan dalam hati. Aku senantiasa memohon petunjuk dari Allah, semoga hatiku selalu dijaga. Pernah ku lihat status whatsappnya, dia bernyanyi sangat indah suaranya membuat diriku terkagum. Dan aku sangat penasaran bagaimana jika ia melantunkan ayat suci Al-Quran. Tapi niatku untuk memintanya melantunkan ayat Al-Quran masih terkurung.
Tak terasa waktu, aku masih diberi kesempatan untuk menyambut hari raya idul fitri. Mendapatkan dan mengucapkan selamat di hari raya adalah hal yang sangat menyenangkan. Tak sengaja aku melihat status whatsapp kak Rahmat, ia bertakbir di mimbar. Wah betapa senangnya aku melihat dan mendengarkannya. Setidaknya niatku yang pernah sedikit terpenuhi.