Mohon tunggu...
huma eroh
huma eroh Mohon Tunggu... -

mahasiswa uin maulana maliki malang

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Bagaimana Kita Membangun Kota yang Manusiawi

29 November 2014   13:58 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:32 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari kota ke desa,dimana dikota diyakini dapat merubah ekonomi mereka.dan proses urbanisasi yang ada di Indonesia ini sama dengan negara yang berkembang lainnyayaitu menghasilkan wajah morfologi kota yang sangat beragam.dan keberagaman ini terbentuklah berbagai wajah yang sering dijuluki “dualistic”yaitu bentuk yang modern dan tradisional,yang bersifat kekotaan dan pedesaan.dan kota harus dibangun dengan sebaik-baik mungkin karena dikota dalam rangka memberi keamanan dan kebahagiaan kepada penghuni yang ada dikota itu.urbanisasi atau terbentuknya proses masyarakat kota,berubah setelah manusia itu memasuki era teknologi industri dan kota kota tertentu menjadi kekuatan ekonomi,kota kota berubah dari kota seni budaya menjadi kota kapitalis.tokoh tokoh pemikir kota kulturalis seperti John Ruskin,wiliam moris,camilo sitte,Ebenezer howard,Raymond unwin merupakan tokoh yang sedang menghadapi sifat perkotaan pada abad industrialisasi menghendaki kota kota yang bersifat manusiawi.dan kalau kota kota Negara industry maju telah menyelesaikan masalah masalah seperti perencana kota yang beraliran progressive,fungsionalis yang telah mengubah kota kota kosmik menjadi kota kota praktis,fungsionalis,kapitalis dan membawa seni kedalam komersialisasi kota dan sebagainya.pada waktu kota semarang mempunyai pusat kota tradisional dengan alun alun dan masjid serta pemerintahan kanjengan maka pedagang dan acara acara dugderan menjelang puasa merupakan bagian yang dominan dari symbol symbol kota tradisional.dan daerah notabene adalah cikal bakal lahirnya pasar besar dikota semarang tetap menjadi daya tarik pedagang kecil yang dikategorikan sebagai sector informal.ykalau pusat kota tradisional semarang walaupun secara fisik sudah porak poranda dengan lenyapnya alun alun dan kesemrawutan yang terjadi,namun aktivitas spiritual dan budaya masih bertahan,karena kampung kauman dan masjid masih bertahan sebagaisimbol kekuatan spiritual yang bersejarah di kota semarang.dan bagian kuno dikota semarang merupakan onggokan para arsitek untuk di tetapakan sebagai kawasan konversi.pengembangan kota yang manusiawi mempunyai konteks yang luas dan paradikmatik.secara paradigm maka kota manusiawi merupakan kota yang berpihak kepada nilai nilai manusiawi.namun dizaman yang serba komersial seperti sekarang ini diperlukan kekuatan kekuatan penyeimbang kearah nilai nilai social dan budaya yaitu nilai nilai kemanusiaan.dan semu pihak harus bersama sama menjaga proses urbanisasi dalam era globalisasi dan otonomi daerah agar dapat membawa bangsa kedalam keselamatan baik dalam aspek social,ekonomi,budaya,politik,dan lingkungan hidup serta sumber sumber kehiduapan yang lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun