Mohon tunggu...
Hulwatun Niswah
Hulwatun Niswah Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Universitas Islam Negeri Maulana Malik

Belajarr 👩🏻‍🎓

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ketahuilah Penyebab Rasa Jijik dan Malu pada Anak

13 Desember 2022   13:50 Diperbarui: 13 Desember 2022   14:00 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Perasaan jijik dan malu pasti seringkali dirasakan oleh anak.nah sebelum itu maka terlebih dahulu kita harus memehami tentang konsep dasar dari rasa jijik dalam teori emosi Robert Plutchik mendefinisikan bahwa rasa jijik merupakan salah satu emosi dasar, dimana emosi atau perasaan jijik tersebut menciptakan ekspresi wajah unik yang merupakan salah satu dari enam ekspresi wajah universal Paul Ekman tentang emosi. Tidak seperti ketakutan, kemarahan, dan kesedihan, rasa jijik dikaitkan dengan detak jantung yang lebih lambat.

Seperti yang dapat dicontohkan ada Seorang anak kecil bernama Elma sedang bermain di lapangan bersama kakeknya. Tiba-tiba, saya tidak sengaja menginjak katak di sawah, dan ketika saya menyentuh kulit katak itu, kaki saya menggelitik dan saya tidak bisa menahan suara saya. Nah, seiring dengan rasa jijik itu, Elma pun ketakutan. Karena dia sudah sering mendengar bahwa minum air kencing kodok membuat kulitnya gatal. Tanggapan manusia terhadap rasa muak ini biasanya merupakan usaha untuk menjauhkan diri dari apa yang tidak disukainya.

Dalam perkembangan, rasa jijik yang muncul pada diri seseorang dapat mempengaruhi perkembangan sosialnya. Ketika seseorang tidak menyukai sesuatu, ini menimbulkan reaksi dengan ekspresi wajah yang berubah, menghindari gerakan menjijikkan, berteriak, dan membela diri.

Sebagai contoh:
Ada seorang anak bernama Keisha yang jijik melihat kecoa, lalu temannya bernama dino berani menangkap kecoa. Dino yang malang membuat keisha takut dengan kecoa. Ketika kecoa itu dibawa mendekati keisha, ia mencoba melarikan diri dan melindungi diri. Karena kejadian itu, keisha marah karena tidak mau berteman dengan dino. Bahkan, ia merasa cemas, curiga, dan berhati-hati saat ingin bermain atau bersosialisasi dengan teman-temannya karena takut di-bully lagi. Dari contoh di atas terlihat bahwa perkembangan sosial anak dapat mengalami kesulitan.

Rasa jijik yang dialami oleh anak ini pasti bisa diatasi caranya yaitu dengan kita harus melakukan untuk mengatasi ketidaksukaan terhadap sesuatu adalah membiasakan diri untuk menghadapinya secara langsung. Anak mungkin merasa sangat tidak nyaman pada awalnya. Namun, lama kelamaan anak akan terbiasa dan tidak akan menganggapnya menjijikkan. Selain itu, mendapat dukungan dari orang yang tidak menjijikkan memungkinkan anak untuk melihat langsung ke orang yang berani sentuh secara langsung tanpa ragu atau tidak nyaman. 

Dengan begitu, rasa jijik akan memudar seiring waktu, Kemudian rasa malu rasa malu dalam diri anak membuat anak tidak mempunyai rasa percaya diri oleh karena itu kita harus tau penyebabnya dan bagaimana solusi agar anak bisa lebih percaya diri ;agi dan tidak malu, nah untuk itu ketahui dulu tentang konsep dasar dari rasa malu. Malu dapat didefinisikan sebagai perasaan malu atau terhina yang muncul dari persepsi telah melakukan sesuatu yang tidak sopan, tidak bermoral atau tidak pantas.

Orang yang malu biasanya berusaha menyembunyikan hal-hal yang membuatnya malu. Ketika rasa malu itu kronis, itu bisa termasuk perasaan bahwa Anda pada dasarnya cacat. Seringkali sulit untuk mengenali rasa malu pada diri sendiri.Meskipun rasa malu adalah emosi negatif, asalnya memengaruhi kelangsungan hidup sebagai suatu spesies. Tanpa rasa malu, kita mungkin tidak merasa perlu menyesuaikan diri dengan norma budaya, mematuhi hukum, atau berperilaku dengan cara yang memungkinkan kita hidup sebagai makhluk sosial.

Rasa malu bisa menjadi masalah ketika diinternalisasi dan mengarah pada evaluasi diri yang terlalu keras. Kritikus batin ini mungkin memberi tahu Anda bahwa Anda adalah orang jahat, tidak berharga atau tidak berharga. Sebenarnya, seberapa dalam Anda merasakan rasa malu Anda sering kali tidak ada hubungannya dengan harga diri Anda atau kesalahan yang Anda lakukan.Konsep umum lainnya yang tumpang tindih dengan rasa malu adalah rasa malu, kerendahan hati, dan rasa bersalah. 

Namun, istilah-istilah yang berbeda ini memiliki nuansa makna yang penting untuk lebih memahami rasa malu. Di bawah ini adalah daftar reaksi rasa malu yang merusak diri sendiri yang dijelaskan oleh psikiater Peter Breggin dalam bukunya Guilt, Shame and Anxiety yaitu Sensitif atau khawatir tentang apa yang orang lain pikirkan tentang Anda Terlihat tidak pantas atau bodoh  Khawatir tidak diperlakukan dengan hormat.

Rasa malu yang terlalu tinggi membuatnya sulit untuk berurusan dengan orang lain sehingga menarik diri dari lingkungannya. Akibatnya, perkembangan sosial anak tidak berkembang dengan baik. Sebagai orang tua atau guru, sebaiknya ajarkan anak Anda untuk tidak malu dan hanya memupuk rasa malu pada saat-saat tertentu saja. 

Beberapa cara mengajarkan anak agar tidak malu: Hindari menyalahkan anak. Saat anak menunjukkan rasa malu dalam situasi tertentu, orang tua tidak langsung memarahinya, katakan padanya itu tidak memalukan atau menakutkan, membawa anak ke dalam situasi sosial. orang tua dapat membantu anak bersosialisasi dengan teman-temannya. Membuka percakapan dengan teman sebayanya dan mengajak anak berinteraksi dengan mereka.membangun rasa percaya diri.

Cara ini bisa dilakukan dengan cara mengajari anak membayar belanjaan di supermarket sementara orang tuanya mengawasi dari belakang, anak-anak memuji. Saat anak mengatasi rasa malunya atau sudah bisa menyapa orang lain terlebih dahulu. Puji dia, itu memberi anak perasaan bahwa dia telah melakukan sesuatu dengan benar dan baik,tunjukkan rasa percaya diri di depan anak. Anak-anak meniru segala sesuatu yang ada di sekitarnya, maka orang tua harus memberi contoh agar anak juga meniru hal-hal yang baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun