rumah sakit yang kini banyak menangani kasus covid-19 dan mengalami lonjakan pasien yang cukup signifikan. Hal ini dapat disebabkan karena adanya kasus pandemic corona diseluruh dunia yang menyebabkan peningkatan epidemiologi penyakit Sehingga  meningkatnya pasien baik di rawat jalan maupun di rawat inap akan meningkatnya beban kerja perawat
Perawat harus dituntut mampu menjalankan profesinya dengan baik dan tanggung jawab.  kenyataannya masih banyak perawat yang masih lalai dalam menjalankan tugasnya karena memiliki banyak pekerjaan yang harus dilakukan, Akibat dari beban kerja tersebut memunculkan gejala stress pada perawat seperti mudah tidur tidak teratur, lelah  pola makan tidak bagus , pusing, kurang cairan sehingga tensi turun (drop)
Selain gejala fisik perawat juga mengalami gejala mental emosional seperti mudah marah dan merasa iri. Gejala intelektual yang dialami perawat seperti sulit membuat keputusan, malas berinovasi dan malas melakukan kegiatan membaca
Perawat rawat inap memiliki tanggung jawab untuk selalu memonitor pasien setiap hari selama sehari penuh. Oleh karena itu, jam kerja perawat dibagi menjadi 3 shift kerja, yaitu shift pagi mulai dari jam 7 pagi sampai jam 2 siang shift siang mulai dari jam 2 sampai dengan jam 9 malam, dan shift malam mulai dari jam 9 malam sampai dengan jam 7 pagi. Penerapan shift malam lebih lama dibandingkan shift yang lain.
Beban kerja melakukan aktivitas pekerjaan sesuai dengan kemampuan dan kapasitas kerja yang bersangkutan tanpa menunjukkan tanda kelelahan.Beban kerja erat kaitannya dengan kinerja, yang mana berkaitan pula dengan performanya. Apabila beban kerja berlebih akan berpengaruh dengan kinerjanya, dimana hal ini berkaitan dengan tingkat kelelahan seseorang
Stres kerja dalam jumlah tertentu dapat mengarah ke gagasan-gagasan yang inovatif dan keluaran yang konstruktif. Sampai titik tertentu bekerja dengan tekanan batas waktu dapat merupakan proses kreatif yang merangsang seseorang. Seorang yang bekerja pada tingkat optimal menunjukkan antusiasme, semangat yang tinggi, kejelasan dalam berfikir dan pertimbangan atau perhitungan yang cermat.
Penelitian lain mempertegas bahwa bila tidak ada stres kerja maka tantangan-tantangan kerja juga tidak ada sehingga prestasi kerja cenderung menurun. Tetapi bila stres kerja terlalu besar maka prestasi kerja juga akan menurun karena stres kerja dapat mengganggu pelaksanaan pekerjaan yang dihadapinya
Tidak hanya karena shift kerja namun perawat juga mengalami tekanan psikologi Petugas medis yang merawat para pasien Covid-19 sangat rawan terinfeksi virus mematikan asal Wuhan, Tiongkok itu. Para petugas medis tidak bisa seperti masyarakat pada umumnya melindungi dirinya di dalam rumah.
Mereka harus mempertaruhkan nyawa menangani pasien virus korona Covid-19 dengan risiko penularan yang sangat besar.Tak hanya itu, mereka pun harus hidup terpisah dengan keluarga dan orang yang disayang selama berminggu-minggu untuk menghindari penularan virus lebih luas.Para petugas medis ini tidak hanya gelisah dalam merawat pasien virus korona Covid-19. Pikiran perawat  mungkin juga terusik dengan terbatasnya alat perlindungan diri (APD) dan perubahan protokol rumah sakit yang begitu cepat.
kesehatan mental para petugas medis berada dalam kondisi  berbahaya.
Dalam hal ini, perawat wanita adalah orang yang mengalami gejala sangat parah. Tetapi hasil tidak begitu mengejutkan karena mereka sering dituntut untuk melakukan pekerjaan yang ekstra emosional
perawat harus menahan perasaannnya sendiri ketika menghadapi pasien virus korona Covid-19 yang terus berhadapan Sedangkan wabah ini telah menelan banyak korban jiwa di depan matanya sendiri. Sehingga tugas medis yang berada di garda terdepan saat wabah virus corona Covid-19 di Indonesia menunjukkan beban psikologis yang lebih besar daripada pekerjaan lainnya dimasa covid, petugas medis kini khawatir bahwa mereka akan menularkan virus korona Covid-19 kepada keluarga dan teman terdekatnnya Â