Mohon tunggu...
Ahmad Mina
Ahmad Mina Mohon Tunggu... Lainnya - Buruh Harian Lepas

Carilah penghasilan. Jangan cari kerja.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Pengalaman Pertama "Solo Traveling" ke Pusuk, Sensasi Panorama Tembok Raksasa Cina dan "Selfiable Monkeys"

10 November 2018   21:44 Diperbarui: 10 November 2018   22:19 494
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Traveling kali ini saya ke Lombok ingin lebih fokus menikmati keindahan alam pegunungannya. Maka dari itu saya prioritaskan untuk memuaskan diri di daerah Lombok Timur lebih tepatnya di Sembalun. Bisa dibilang kawasan Sembalun ini adalah kawasan kaki Gunung Rinjani. Salah satu gunung pencakar langit di Indonesia dengan ketinggian 3.726 Mdpl.

Lanjut lagi tadi setelah sampai Lombok saya menggunakan Damri menuju Masbagik, Lombok Timur (Ongkos Damri: Rp. 35 ribu). Pada traveling kali ini juga saya tidak memilih untuk menginap di hotel, tapi tinggal di rumah orang tua teman saya dulu di suatu acara di Jakarta. Saya beranikan diri ke sana setelah ada izin dari kedua orangtuanya (teman saya sedang studi di luar negeri). Ini tips hemat berikutnya sobat. Jika ada kenalan yang kita bisa numpang tinggal, kenapa tidak?. Dengan demikian budget hotel sobat bisa digunakan untuk keperluan yang lain. Seperti oleh-oleh dan dana kuliner selama traveling.

Keesokan harinya setelah saya istirahat sembari PDKT dengan keluarga teman saya di sana, saya pun dipinjami sepeda motor untuk pergi ke Taman Wisata Pusuk. Saya berangkat sendiri menuju lokasi dengan hanya mengandalkan Google Maps dan arahan ibunya teman saya. Sekitar pukul 10 pagi hari Sabtu, 22 September, saya meluncur menuju Pusuk.

Hari itu cukup terik dan membuat gerah apalagi saya berpakaian jaket. Tetapi setelah mulai masuk ke kawasan hutan hijau Pusuk, sentuhan-sentuhan dingin angin pegunungan terasa sengaja meniup wajah saya. Seakan menyambut dan berkata Welcome to the jungle. Sensasi sejuk yang sebelumnya tidak ada dalam benak saya. Selama ini yang ada di pikiran saya hanya bayangan alam pegunungan hijau terbentang. Padahal lebih daripada itu, nan menyejukkan. Rasanya seperti masuk ke dalam pintu gerbang sejuk lengkap dengan pepohonan rindang berbaris menyambut.

Kondisi jalan menuju Pusuk cukup baik, mulus, dan beraspal tebal. Tapi sobat harus ekstra hati-hati karena jalannya menanjak cukup curam bahkan hingga kemiringannya bisa sampai sekitar 45 derajat sepanjang 30 meter. Saya juga melewati banyak tanjakan curam yang langsung berkelok. Hal ini wajar karena Taman Wisata Pusuk sejatinya berada di puncak bukit. Jadi kendaraan kita memang mendaki menuju puncak itu. Bagi saya jalan curam di Pusuk ini sangat memacu adrenalin terlebih ketika pulangnya yang berarti tanjakan tadi menjadi turunan. Dalam hal ini kendaraan harus dipastikan prima, dari mulai kecakraman rem, tarikan mesin, bahan bakar dan lainnya. Safety is number one, Ok!.

But you know guys, setelah sampai di Pusuk mata saya langsung terbelalak melihat hamparan hijau pepohonan dengan gundukan bukit-bukit yang seperti sengaja ditata rapih. Saya berani sandingkan panorama Pusuk ini dengan Tembok Raksasa Cina. Hanya kurang tembok raksasanya saja. Pemandangan yang disuguhkan sangat memanjakan mata dan membuat sirna segala lelah. Recommended lah bagi yang ingin cuci mata sekaligus membersihkan paru-paru. Udaranya bersih dan sangat sejuk bahkan di siang hari.

Saya juga sangat menikmati solo traveling ini. Terasa lebih bebas. Aman dari rengekan-rengekan minta diambilkan foto atau minta diajak cepat pulang. Saya kebetulan bukan orang yang terlalu suka terhanyut berfoto hingga lupa tidak menikmati sajian alam yang jauh-jauh kita datangi. Just me and the nature.

Paket keindahan lainnya yang tersedia di Pusuk adalah kawanan selfiable monkey. Monyet di Pusuk seperti sudah terpengaruh oleh budaya narsis manusia. 

Ketika kita mengambil foto monyet di sana, mereka seakan paham untuk berpose menarik. Atau ketika kita selfie, secara otomatis mata mereka juga akan fokus ke lensa kamera kita. Sungguh menarik bukan?. Tetapi ada syaratnya. Kawanan monyet narsis tersebut harus kita sogok dulu dengan makanan atau minuman. Kalau tidak, mohon maaf kehadiran sobat akan tidak dianggap.

Jika boleh saya saran, sobat bisa tambahkan destinasi Pusuk ini ke itinerary. Karena Lombok bukan hanya surga bagi para pecinta birunya laut, tetapi juga surga bagi pecinta hijaunya pegunungan. Sebelum sobat muncak ke Gunung Rinjani, kunjungi Pusuk terlebih dahulu juga tidak ada salahnya ko.

 Kembali ke bahasan solo traveling, itu membuat kita benar-benar merasa dunia kita milik sendiri. Dengan sendiri kita juga akan lebih banyak dituntut untuk berkomunikasi dengan orang baru yang kita temui. Beda halnya ketika traveling rombongan. So pasti sobat akan lebih banyak berkomunikasi dengan teman-teman travelingnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun