Penista agama, tudingan ini pernah dialamatkan kepada Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Ahok pun babak belur, dan kalah cukup telak di Pilkada DKI 2017.
Akibat keseleo lidah, begitu kata banyak pihak mengapa akhirnya Ahok dituding sebagai penista agama.Â
Dari tudingan menjadi tersangka, terdakwa dan akhirnya masuk penjara.Â
Bukan hanya babak belur, tapi hancur lebur karir politik Ahok.
Ada permainan politik tingkat tinggi di balik tudingan penista agama yang dialamatkan kepada Ahok tadi, begitu pendapat sebagian pihak pada waktu itu, dan Jokowi yang katanya orang dekat atau sahabat Ahok terkesan sama sekali tidak memberikan "perlindungan politik" untuk menghadapi permainan politik tingkat tinggi tadi, tapi justru cenderung bermain aman atau hanya ingin cari selamat saja demi jabatan presiden yang sedang disandangnya.
Pendukung Ahok pun kesal!
Sahabat apaan tuh?
Beberapa waktu lalu sempat ada pemberitaan hangat terkait orang nomor satu yang akan mengurus Ibu Kota Negara (IKN) di Kalimantan Timur. Nama Ahok pun termasuk salah satu kandidat dan Jokowi memiliki hak prerogatif untuk mengangkat orang nomor satu di sana, tapi ternyata bukan Ahok yang dipilih.
Katanya sahabat.
Sudah tidak ada perlindungan atau pembelaan politik ketika Ahok dituding penista agama, kepala otorita IKN pun diberikan kepada orang lain.Â
Jangan-jangan sahabat dari Hong Kong.
Kini tudingan kepada Ahok tadi sehingga ia kalah melawan Anies Baswedan di Pilkada DKI 2017 diucapkan oleh pengacara Ade Armando.
Pendukung Jokowi sekaligus dosen UI Ade Armando babak belur dihajar massa di demo mahasiswa yang menolak penundaan pemilu atau tiga periode, sebuah wacana politik sontoloyo yang menunjukkan masih ada orang-orang yang rakus kekuasaan di negeri ini.
"Kita juga melihat ada emak-emak yang pada saat wawancara memprovokasi 'ini buzzer, ini buzzer, ini penista agama'," begitu bunyi tudingan pengacara Ade Armando di sini.
Mungkinkah ada sebagian pihak yang terharu, berlinang air matanya atas tudingan pengacara Ade Armando tadi?Â
Atau justru tertawa ngikik...hik-hik-hik.
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H