Mohon tunggu...
Hukman Reni
Hukman Reni Mohon Tunggu... Wiraswasta - Anak Rantau

Anak Rantau

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Bersatunya 5 Partai Politik Jawaban Problematika Bangsa dan Negara

3 April 2023   00:10 Diperbarui: 3 April 2023   00:13 570
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: Unsplash

Oleh: Dr. Nicholay Aprilindo

Kondisi geo politik, geo ekonomi dan geo strategi dunia sangat berpengaruh terhadap kondisi nasional, regional dan internasional suatu bangsa dan negara, sehingga dibutuhkan suatu kerjasama, persatuan dan kesatuan pola pikir, serta perilaku semua komponen anak bangsa untuk menghadapi tantangan kedepan yang dapat mempengaruhi kelangsungan kehidupan berbangsa dan bernegara.

Partai politik merupakan suatu organ dari kehidupan berbangsa dan bernegara harus mempunyai visi dan misi untuk menjawab segala permasalahan, tantangan, hambatan dalam menentukan eksisnya suatu negara.

Untuk itulah diperlukan suatu kerjasama, saling pengertian, saling memahami dan saling bersinergi dalam pencapaian  tujuan berbangsa dan bernegara khususnya menghadapi tahun-tahun kesulitan ke depan untuk mengolahnya menjadi suatu peluang bagi terciptanya kehidupan berbangsa dan bernegara yang lebih baik, lebih maju dan mempunyai komitmen bernegara di dalam pergaulan di antara bangsa-bangsa dan negara-negara di dunia.

Suatu langkah yang sangat strategis telah diambil oleh 5 partai politik yaitu Golkar, Gerindra, PAN, PKB dan PPP yang menunjukkan kedewasaan berperilaku, kedewasaan berpolitik yang modern, serta kedewasaan hidup berbangsa dan bernegara.

Peristiwa-peristiwa yang hari-hari terakhir ini terjadi membuka "kotak pandora" persepsi publik terhadap partai-partai politik, mana yang bersungguh-sungguh menciptakan kehidupan berbangsa dan bernegara yang baik dan berguna bagi rakyat, mana yang sekedar mencari kekuasaan untuk kepentingan perorangan, kelompok, golongan dan komunitasnya.

Bila kita mencermati akan pidato Presiden RI Joko Widodo pada acara Ramadhan yang diinisiasi dan diselenggarakan oleh Partai Amanat Nasional (PAN) yang dihadiri oleh 5 Parpol Golkar, Gerindra, PKB dan PPP, maka kita dapat melihat bahwa Presiden Jokowi sangat kecewa, sangat sedih, bahkan marah, melihat perilaku-perilaku segelintir anak bangsa yang masih mempunyai pola pikir "primitif" dalam memandang suatu persoalan, sehingga membuat presiden "pusing-pusing-dan pusing", bahkan mungkin frustrasi dengan perilaku-perilaku yang dipertontonkan oleh segelintir orang baik itu parpol, oknum pejabat bahkan masyarakat, yang tahu tapi tidak mau tahu dengan kerja keras presiden Jokowi yang berusaha memposisikan bangsa dan negara Republik Indonesia menjadi negara yang dapat diperhitungkan dunia, disegani kawan, ditakuti lawan.

Salah satu peristiwa yang membuat pusing sang presiden selaku kepala negara maupun kepala pemerintahan adalah gagalnya Indonesia menunjukkan jati dirinya sebagai bangsa merdeka dan beradab dalam olah raga berkelas dunia dan bergengsi yaitu "WORLD CUP U-20" yang sejak Indonesia merdeka 1945 sampai 2023 ini baru dapat diselenggarakan di Indonesia sebagai tuan rumah.

Selain itu cita-cita Presiden Jokowi, World Cup U-20 sebagai jembatan emas, karpet merah untuk Indonesia dapat dipercaya sebagai tuan rumah Olimpiade dunia yang akan datang.

Permasalahan kehadiran Timnas U-20 Israel dalam piala dunia World Cup U-20, bukanlah suatu masalah besar yang sangat prinsipal, bahkan negara Palestina yang berkonflik langsung dengan Israel selama kurang lebih 70 tahun tidak mempermasalahkan keikut-sertaan dan kehadiran Timnas U-20 Israel di Indonesia, bahkan beberapa pemain Timnas U-20 Israel dan kapten kesebelasannya orang Palestina yang beragama Islam, sedangkan Coach dari Timnas U-20 Palestina adalah orang Israel, betapa harmonisnya kedua negara yang berkonflik tersebut di bidang olah raga.

Mereka lebih memahami bahwa visi misi olah raga adalah mempersatukan yang terpecah dan mendamaikan yang berseteru baik secara ideologi maupun politik, namun segelintir manusia Indonesia yang berpola pikir dan berperilaku berbeda seolah tidak memahami seperti yang dipahami Palestina dan Israel.

Melihat kondisi tersebut maka patut diapresiasi inisiasi dari ketua umum PAN yang dapat membentuk suatu kekuatan politik secara beradab dibawah kepemimpinan Presiden Jokowi untuk mempersatukan 5 Parpol yaitu Golkar, Gerindra, PAN, PKB dan PPP, agar dapat berkolaborasi menjawab tantangan yang lebih kompleks dari pada sepak bola dan untuk mempersiapkan masa depan Indonesia yang modern dan beradab kedepan pada saat suksesi kepemimpinan nasional 2024.

Terbentuknya kolaborasi 5 Parpol tersebut diharapkan merupakan kolaborasi yang tepat dalam pola pikir dan pola tindak, karena mengakomodir  kepentingan nasionalis dan agamais yang berwawasan kebangsaan, berwawasan luas baik secara nasional dan internasional, berdasarkan Ideologi Pancasila dan Mukadimah UUD 1945 serta batang tubuh UUD 1945, sehingga dapat menjadikan Negara Indonesia modern yang diperhitungkan dunia sebagai Negara pendamai bagi negara-negara yang berkonflik dan berseteru.

Penulis :
Aktivis Polhukam & HAM.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun