Mohon tunggu...
Kao Hu
Kao Hu Mohon Tunggu... -

for the better world

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Berakhirnya Episode Pertama Dilma Rousseff

15 Mei 2016   08:31 Diperbarui: 15 Mei 2016   09:20 268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akhirnya karir politik Dilma Rousseff sebagai Presiden Brasil selesai untuk sementara. Pada hari Kamis tanggal 12 Mei 2016 lalu Senat Brasil sepakat untuk memakzulkan Dilma Rousseff sebagai presiden setelah hampir 6 tahun menjabat. Nyonya Dilma Rousseff dituduh memanipulasi data anggaran sehingga defisit anggaran tidak terlihat. Para lawan politiknya tentunya juga menambah daftar kesalahan Dilma Rousseff  dengan berbagai kesalahan lain yang pada akhirnya Senat memutuskan Dilma Rousseff  harus lengser untuk sementara.

Tidak seperti pendahulunya, Presiden Lula da Silva, pamor Dilma Rousseff  lebih cepat meredup. Pada awal periode pertama masa kepresidenannya (2011-2014), Dilma Rousseff mendapat 79% dukungan publik, namun kemudian merosot tajam menjadi hanya 10% pada bulan Maret 2016. Mengapa popularitasnya cepat menurun? Tidak lain karena masalah ekonomi. Sejak tahun 2015 Brasil mengalami resesi parah karena inflasi yang tinggi dan merosotnya nilai mata uang Brasil. Perekonomian dunia yang terpuruk menyebabkan ekspor Brasil menurun, migas maupun non-migas. Rakyat Brazil ingin perekonomian kembali mencorong seperti beberapa tahun yang lalu. Seperti diketahui Brasil termasuk dalam kelompok BRIC (Brasil, Rusia, India dan China) yang digadang-gadang bakal menjadi negara-negara maju baru dari kelompok negara-negara berkembang.

Selain masalah ekonomi, rakyat Brasil selain memprotes ketidakmampuan Presiden Dilma Rousseff menstabilkan ekonomi, juga muak terhadap para politisi yang berperilaku korup. Unjuk rasa dilakukan di berbagai kota. Mereka menginginkan pembersihan pemerintah dari para koruptor. Target paling jelas adalah menurunkan Dilma Rousseff. Ia termasuk dituding melakukan tindak korupsi karena pernah menjabat sebagai Menteri Energi dan juga Chairwoman Petrobras pada masa pemerintahan Presiden Lula da Silva.

Petrobras merupakan BUMN minyak Brasil terbesar di Amerika Latin, termasuk perusahaan minyak terbesar di dunia. Menurut Kepolisian Brasil, beberapa petinggi Petrobras menerima suap dari sejumlah perusahaan konstruksi rekanannya dan membagikan sebagian dana hasil penyalahgunaan kekuasaan itu ke partai-partai politik sebagai modal untuk kampanye. Banyak politisi diduga tersangkut skandal korupsi ini, termasuk beberapa orang yang menurut undang-undang politik Brasil akan menjadi Presiden jika Dilma Rousseff dimakzulkan secara permanen.

Ya, pemakzulan Dilma Rousseff hanya bersifat sementara, yaitu 180 hari, untuk memberi waktu bagi Senat membuktikan kesalahan Dilma Rousseff. Jika terbukti bersalah dan hasil voting Senat menyetujui pemakzulan Dilma Rousseff , maka ia akan harus istirahat dulu selama 8 tahun untuk dapat mencalonkan diri kembali sebagai presiden.

Gonjang-ganjing politik Brasil telah mengoyak keharmonisan sosial rakyat Brasil, persis seperti saat Pilpres Indonesia tahun 2014 yang lalu. Polarisasi sikap politik meluas dari tingkat pimpinan parpol hingga ke rumah-rumah warga, dari dunia nyata ke dunia maya, dan sebaliknya. Masyarakat terbelah antara pendukung Dilma Rousseff  dan penentangnya. Seorang bapak memutus hubungan pertemanan di facebook dengan anaknya karena anaknya menyerang kepemimpinan Dilma Rousseff. Seorang ibu bernama Lima (54) tidak mau bicara lagi dengan anak lelakinya Gustavo (27) karena alasan yang sama, akibatnya si anak minggat dari rumah. Beruntunglah, Brasil mempunyai sistem politik sedemikian rupa, sehingga pergantian kepala pemerintahan berlangsung tanpa korban jiwa maupun terjadi disintegrasi bangsa. Lembaga peradilan Brasil juga agaknya dapat diandalkan sehingga skandal korupsi bisa terkuak dan para pelakunya harus berakrobat untuk menyelamatkan diri.

Untuk sementara episode pertama Dilma Rousseff  telah selesai. Mudah-mudahan Olimpiade 2016 beberapa bulan lagi di sana akan berlangsung dengan meriah.

--o0o--

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun