Mohon tunggu...
Kao Hu
Kao Hu Mohon Tunggu... -

for the better world

Selanjutnya

Tutup

Politik

Duterte, Sang 'Pembantai Preman'

11 Mei 2016   10:02 Diperbarui: 11 Mei 2016   10:07 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rodrigo Duterte adalah bakal presiden baru Filipina, setelah mendapat suara terbanyak pada pilpres Filipina beberapa hari yang lalu. Ia seorang walikota yang terkenal karena keberhasilannya menumpas kriminalitas di kota Davao. Ia bersikap apa adanya (Jawa: blokosuto), tidak suka basa-basi, sehingga orang banyak menyamakannya dengan Donald Trump, bakal calon presiden dari Partai Republik AS yang kontroversial itu.

Selagi menjadi Walikota Davao, Duterte (71) membuat peraturan yang seringkali berbeda dengan para walikota pada umumnya. Ia melarang konsumsi miras di tempat umum di atas jam 1 tengah malam, melarang anak-anak bermain di luar rumah tanpa orang dewasa setelah jam 10 malam, “… untuk memastikan bahwa anak-anak ada di rumah, belajar dan tidur untuk pergi ke sekolah esok hari”, katanya.

Ia menetapkan tempat karaoke tutup setelah jam 9 malam, dan melarang orang merokok di semua tempat umum. Iapun sangat keras terhadap pengguna narkoba, … akan membunuh anaknya sendiri jika ketahuan mengkonsumsi narkoba…, demikian pernah ia berkata.

Ia berani beda dengan pemimpin politik lain. Ia yang beragama Katolik seperti mayoritas rakyat Filipina, mendukung kelompok minoritas Moro yang muslim untuk mendapatkan otonomi lebih luas.

Ia pemimpin yang rajin turun ke lapangan. Ia pernah memarahi seorang pengemudi mobil yang melanggar aturan lalulintas, lalu dengan geram meminta SIM pengemudi itu. Ia terpaksa melakukan itu karena, katanya, para petugas biasanya tidak berbuat apa-apa terhadap pelanggar disiplin lalulintas seperti itu.

Ia berani menghadapi pelaku tindak kriminal yang meresahkan masyarakat, karena itu ia mendapat julukan “pembantai preman”. Ia bersikap tidak ada toleransi bagi kriminalitas di Davao. Tudingan Amnesty International (!) bahwa Satpol PPnya telah menghukum 700 orang pelaku kriminal tanpa proses pengadilan, ia hadapi dengan enteng, “bahkan 1.700 orang”, katanya sengaja melebihkan. Ia berjanji akan membunuh 100.000 orang preman lagi dan menjadikan tubuh mereka sebagai makanan ikan, katanya dalam kampanye pilpres lalu.

Duterte adalah orang yang keras terhadap musuh orang banyak, tetapi itulah yang membuat ia terpilih sebagai Presiden Filipina yang baru.

Selamat bekerja Presiden Duterte.

Rodrigo Duterte, pemenang Pilpres Filipina (sumber: www.telegraph.co.uk)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun