Mohon tunggu...
Fajrin Hardinandar
Fajrin Hardinandar Mohon Tunggu... Human Resources - Murid dari alam

Setiap fikiran yang rasional harus dimulai dari tulisan

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Uang dan Inflasi

11 April 2018   23:53 Diperbarui: 12 April 2018   08:00 6577
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Determinan Inflasi

Kita telah mengetahui bahwa kenaikan harga secara menyeluruh dalam perekonomian mengindikasikan terjadinya inflasi, sehingga dapat kita notasikan bahwa inflasi sama dengan delta harga (P).  Maka jika dipindah ruaskan dari teori kuantitas yang telah kita susun di atas, persamaannya menjadi, inflasi = delta M - delta Y, masih dengan asumsi yang sama bahwa Velocity (V) konstan.

Dari persamaan tersebut dapat kita mengambil benang merah bahwa inflasi merupakan akibat dari jumlah uang yang beredar (M) lebih besar dari output nasional yang direalisasikan (Y). Sehingga dalam kasus yang sederhana ini solusi dari inflasi adalah mengurangi jumlah uang yang beredar atau meningkatkan output nasional. Segala pilihan yang diambil merupakan Trade off dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu.  

Dalam beberapa kasus di negara-negara berkembang dan sebagian negara maju, laju peredaran uang yang tinggi selalu diikuti dengan inflasi yang tinggi pula. Pada gambar dibawah ini dapat kita lihat bagaimana sirkulasi uang yang beredar trend nya cenderung diikuti oleh laju inflasi.

dok. pribadi
dok. pribadi
Dampak dari inflasi yang tinggi

Inflasi yang tinggi selalu menjadi momok yang menakutkan bagi suatu negara, karena hanya dengan permainan inflasi sebuah negara menjadi tidak berdaya dengan lonjakan harga yang melambung tinggi ditambah dengan nilai mata uang yang tergerus oleh tajamnya inflasi. Inflasi sangat merugikan bagi para pegawai yang bekerja dengan upah tetap atau buruh dengan kontrak Sticky Wage.

Sebab saat inflasi melebihi target upah maka inflasi akan menjadi beban bagi masyarakat yang ber-upah tetap karena upahnya tetap, sementara harga-harga naik. Contoh sederhananya, ketika seorang buruh dengan gaji perhari Rp. 10.000 tetap, dan saat yang bersamaan inflasi terjadi yang mengakibatkan harga beras dari 1 kg seharga Rp 5.000 naik menjadi Rp 10.000 sementara upah buruh tidak berubah.

Artinya si buruh haruh mengelurkan semua upahnya untuk membeli 1 kg beras dengan harga dua kali lipat, padahal sebelumnya dia bisa membeli 1 kg beras dengan setengah dari upahnya. 

Itu adalah contoh kecil dampak buruk dari inflasi. Inflasi juga mempengaruhi tingkat konsumsi, investasi dan pengeluaran pemerintah. Dalam masa inflasi yang tinggi, bank central (BI) akan berusaha membuat inflasi turun ke angka yang lebih stabil. Salah satu upaya moneter yang dilakukan adalah menaikkan tingkat suku bunga.

Kenaikan tingat suku bunga akan berdampak pada lemahnya permintaan uang, sebab orang akan lebih memilih untuk menabung atau menyimpan uangnya di bank, ketimbang meminjam  uang dengan bunga yang tinggi. Begitupun dengan para investor, mereka akan berpikir dua kali untuk berinvestasi dengan tingkat suku bunga yang tinggi, justru yang terjadi investor akan bermain pada pasar obligasi, sebab saat suku bunga naik harga surat berharga turun. 

Konsekuensi dari kenaikan suku bunga ini akan berdampak pada melemahnya konsumsi karena lemahnya permintaan uang dan investasi tidak berkembang, efek selanjtunya adalah inflasi  akan turun akibat pengendalian tersebut. Sama hal-nya dengan konsumsi dan investasi, pengeluaran pemerintah pada masa inflasi tinggi pun harus ditekan untuk menekan laju inflasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun