Mohon tunggu...
Fajrin Hardinandar
Fajrin Hardinandar Mohon Tunggu... Human Resources - Murid dari alam

Setiap fikiran yang rasional harus dimulai dari tulisan

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Akhir dari Peradaban Uang Kertas Tanpa "Back-up" Emas

22 Januari 2018   09:04 Diperbarui: 23 Januari 2018   09:43 10579
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perkembangan uang kertas (fiat money)

Dalam mata kuliah Ekonomi moneter tentu kita sudah tidak asing lagi mendengar sejarah perkembangan uang dalam dialektika kehidupan manusia. Mulai dari sistem Pra barter, barter, Emas, Uang kertas hingga pada puncak Liberal Digital, yakni sistem electronic Money. Namun pada kesempatan kali ini kita akan fokus membahas sejauh mana uang kertas (fiat money) menjadi sihir dalam kemasan yang apik, yakni Globalisasi yang memuat semua orang tanpa terkecuali mengejarnya seperti tersihir-sihir, tak kenal siang ataupun malam, haram atau pun halal akan terus di kejar demi memenuhi kebutuhan hidup yang makin hari seperti memaksa birahi konsumsi kita untuk terus mengejarnya hingga ke liang lahat sekalipun.

Perkembangan uang sebagai alat tukar merupakan perkembangan yang cukup panjang, bahkan dewasa ini uang sudah tidak hanya sebatas sebagai alat tukar. Dalam bukunya The theory of employment, interest and money, John mayner keynes mengemukakan pandangan yang jauh berbeda dari pandangan para ekonom klasik seperti, Baptish say, David ricardo. Keynes menyatakan bahwa uang dewasa ini meliputi multitafsir/multifungtions, tidak hanya sebagai alat tukar namun juga alat spekulasi dan alat berjaga-jaga. Alasan itu merupakan kebanyakan orang dewasa ini memegang uang menurut Keynes. 

Semenjak kapitalisme memperbaharui dirinya melalui skema Neo-klasik ternyata membawa pengaruh besar terhadap fungsi uang itu sendiri, kita melihat bagaimana capital berkembang pesat di Inggris, Jerman, Prancis dan bahkan sebagaian besar wilayah eropa sejak revolusi industri pada abad ke 17 - 18 sebagai akumulsi dari terciptanya industri-industri baru yang secara invisible hand menciptakan permintaan, supply it's creates own demand.

Berangkat dari permintaan yang melonjak pasca masa pencerahan di eropa, kebutuhan akan uang pun semakin meningkat sementara sebagaian besar masyarakat menggunakan emas sebagai alat tukar. Kelangkaan emas tentu membatasi ruang gerak komsumtif yang mulai memuncak. Dengan sigap bara bankir (bahasa modern) mengubah sistem moneter yang ada dengan membuka tempat penetipan emas, sementara si penitip emas mendapatkan sebuah kertas yang di beri nama notes. Inilah uang kertas pertama yang digunakan di eropa yang menjadi cikal bakal uang kertas/fiat money, dengan notes orang-orang bisa membelanjakan apa pun tanpa harus membawa emas kemana-mana lagi, sistem keuangan semakin lebih mudah.

Dengan sistem ini kita mengetahui bahwa orang-orang yang memiliki notesadalah mereka yang memiliki emas dan emas tersebut telah dititipkan kepada bankir, artinya seseorang bisa memiliki notesapabila dia memiliki emas. karena notes yang dikeluarkan oleh bankir setara dengan harga emas yang dititipkan. 

Kesenjangan sosial akibat dari masa trasisi ekonomi di eropa khusunya di monarki inggris menimbulkan krisis  pada abad pertengahan, salah satu dampak dari krisis tersebut ialah merabaknya kemiskinan. Oleh sebab itu bankir atas kuasa Rotcschild (bankir kaya raya di inggris) mencetak notessebanyak mungkin tanpa ada nilai emas yang mem-back upnya. notes-notesitu akan dibagikan kepada rakyat dengan catatan bunga, inilah asal-muasal sistem kredit/bunga.  

Cerita Kelam Amerika Serikat

Pemindahan Aset finansial besar-besaran dari eropa ke Amerika adalah awal hilangnya kedaulatan Amerika dan awal dari penguaasaan ekonomi global. Setelah gagal mendirikan Bank central di amerika pada akhir abad ke 19. Para Bankir kembali menjarah Amerika hingga berhasil mendirikan The federal reserve bankatau yang biasa di kenal dengan the fed, sebuah bank central yang katanya milik rakyat amerika. 

Pendirian bank sentral Amerika sebagai pemindahan aset finansial global bukanlah jalan yang mulus, tercatat setidaknya ada dua presiden amerika yang mati terbunuh karena menentang pendirian the fedsebelum 1913, mereka adalah Abraham Lincoln dan Andrew Jackson, setelah itu pun di tahun 1960-an karena mengembalikan hak pencetakan uang pada pemerintah, John. F. Kenedy harus meregang nyawanya.  

Tahun 1913 atas kuasa Woodrow Wilson bank moneter Amerika berdiri. penggunaan uang kertas dengan back up emas dianggap tidak relevan dengan perkembangan ekonomi global, di lain sisi kelangkaan emas menjadi alasan bagi terbentuknya sebuah konverensi hebat bernama Bretton Woods di tahun 1942 yang secara demokrasi negara-negara adikuasa menyatakan bahwa setiap mata uang negara di dunia harus di back up dengan dollar AS, sementara dollar amerika akan di back up dengan Emas.

Persoalan ekonomi akibat tidak stabilnya nilai tukar yang bergerak fluktuatif telah berlangsung sejak sistem moneter yang di erapkan di dunia ini adalah fiat currency. Namun sistem tersebut dibubarkan oleh AS sendiri, pasalnya AS terus mencetak dollar untuk meningkatkan belanja fiskalnya, di antaranya untuk membiayai perang Vietnam. Defisit anggarannya makin besar sementara rasio antara supply dollar dan cadangan emasnya terus merosot, hingga akhirnya AS mengalami defisit cadangan emas. 

Negara-negara lain khususnya negara-negara eropa barat dan Jepang sebagaimana yang ditetapkan dalam Bretoon woods, agar menjaga cadangan dollarnya sebagai dasar untuk meningkatkan supply mata uang dan kredit dalam negeri. Padahal semakin hari nilai dollar terus merosot, dan di sisi lain mata uang domestik mereka terus menguat. Keadaan ini merugikan mereka sebab nilai ekspor mmereka menjadi lebih mahal dan mengakibatkan pertumbuhan ekonomi mereka merosot. 

Puncaknya pada tanggal 15 Agustus 1971, secara unilateral dengan negara-negara aliansi dan IMF, AS menghentikan berlakunya Bretton Woods Agreement. Sejak saat itulah emas tidak lagi menjadi backing mata uang dunia. Era tersebut di kenal dengan era mata uang kertas (Fiat money) dan dollar sebagai panglimanya.

Masalah Mata uang kertas

Dalam sejarah moneter dunia di jumpai bahwa penggunaan mata uang kertas yang tidak ditopang dengan komoditas seperti emas menyebabkan sejumlah masalah yang sangat serius dalam perekonomian, di antaranya masalah tersebut adalah, inflasi yang tinggi akibatnya nilai mata uang terus merosot. Kedua, legitimasi mata uang kertas sangat rapuh sebab ia sama sekali tidak disandarkan pada komoditas yang bernilai seperti emas dan perak. Ia hanya ditopang oleh undang-undang uang di baut oleh pemerintah.  

Jika keadaan politik dan ekonomi negara tersebut sedang tidak stabil maka tingkat keprcayaan terhadap mata uangnya juga akan menurun. Para pemilik uang akan beramai-ramai beralih ke mata uang lain atau komoditas yang dianggap bernilai sehingga nilai uang tersebut terpuruk. Sebagai contoh, ketika terjadi kegoncangan market crash yang mengakibatkan depresi ekonomi pada tahun 1929, orang-orang mulai menampakkan ketidakpercayaannya pada mata uang kertas dan berlomba-lomba menimbun emas. Pada saat yang bersamaan mata uang dollar ditinggalkan sebagai dampat dari skeptis masyarakat, sehingga presiden Rosevelt tidak memiliki pilihan lain kecuali menghentikan produksi emas dan memenjarakan orang yang menyimpan emas. 

Dampak ketiga dari penggunaan uang kertas, dengan biasa produksi yang sangat rendah dari biaya nominal yang dikandungnya, pemerintah/bank central dengan leluasa mencetak uang-uang kertas. Uang tersebut kemudian dipasarkan kepada rakyat untuk diterima sebagai alat tukar. Dengan menukarkan uang tersebut terhadap barang dan jasa yang diproduksi oleh rakyatnya, pemerintah dapat menikmati hasil keringat raykatnya dengan mudah. Dengan kata lain mata uang kertas telah menjadi alat pemerasan negara terhadap rakyatnya, karena rakyat kemudian dibebankan kepada tingkat inflasi yang tinggi. 

Pada dasarnya penciptaan uang kertas tanpa konvertibilitas emas adalah sebuah kehancuran ekonomi yang pasti akan terjadi cepat atau lambat, kita sedang berjalan bersama menuju kehancuran global, akibat inflasi yang tinggi dari hasil percetakan uang kertas yang tiada henti. infasi tentu membuat mata uang semakin merosot belum lagi harga-harga kebutuhan akan naik sebagai konsekwensi dari lemahnya mata uang.

Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Di atas adalah data yang penulis dapat dari website Bank indonesia, data tersebut menunjukkan bahwa nilai emas lebih sedikit dari nilai uang yang beredar dalam arti M2. Pada gambar yang pertama terlihat jumlah emas senilai USD 39,090 miliar pada akhir 2016 sedangkan nilai uang yang beredar senilai USD 612,557  miliar  pada akhir 2016. Angka ini menunjukkan perbandingan  yang amat luar biasa bahwa peredaran uang jauh lebih banyak di bandingkan back up emas yang tersedia di Bank Indonesia. 

Pertumbuhan ekonomi di akhir 2017 yang menunjukkan angka 5,02 % bukanlah sesuatu yang absolut membuat kita terus berada di atas angin. Namun tantangan resesi ekonomi global tengah mengancam akibat dari rapuhnya sistem ekonomi buatan manusia itu sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun