Jingga adalah secuil senja yang aku temukan di matamu. Terpantul dengan indahnya pada mata yang senantiasa menatapku dengan penuh kehangatan itu. Mata yang tidak pernah membuat aku ragu karena ia tidak pernah beralasan ataupun berusaha memberikan penjelasan. Ia hadir dengan telanjang, apa adanya...
Jingga di matamu. Jingga yang itu... Yang menyegarkan seperti segelas sirup jeruk. Ingin aku teguk, terus ku teguk, sampai kembung. Sampai tidak tersisa tempat untuk jingga-jingga yang lain. Pesona jingga di matamu, tampil dengan bangga di sepasang mata tanpa lipatan itu.
Diperangkap jinggamu, aku takluk.
Jingga, jingga di matamu itu, candu...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H