Pintu kloset di rumah makan itu
berderit derit
Ia menggumam "siapa lagi yang akan datang"?
Tiap hari ia melihat lekuk-lekuk tubuh yang baru
Kadang ia ingin muntah
kadang ia terangsang
Pintu kloset berderit derit
Tiap hari ia ciumi bau amis
bau amis manusia
"Tiap manusia itu busuk
dan menyimpan kebusukan"
ia tersenyum picik
Kadang ia pun merelakan diri
dicoret coret anak remaja yang sedang kasmaran
"i luv intan" sampai "Konthl"
Kadang ia pun turut dikencingi
Tapi ia terus setia
menunggu tetamu
Sampai tubuhnya lapuk
apakah Anda yang bertamu padanya hari ini?
0712
– sayang sekali kompasiana membatasi postingan minimal 70 kata. Padahal puisi itu memadatkan kata dan adalah merupakan kumpulan intisari kata. Apalagi jika bentuk puisi itu adalah Haiku, tentu kata-kata yang dipakai lebih terbatas lagi. dan tak mungkin kita memaksakan untuk memperpanjang sebuah puisi –
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H