Hingga kini, tidak ada yang berniat memasang bola lampu baru di tiang itu. Pohon akasia kembali ditemani jalanan yang gelap.
Daun-daunnya yang tertiup semilir angin di kala malam akan nampak bergerak-gerak sendiri, jika ada ranting yang jatuh maka suaranya akan membuat penduduk berlari ketakutan.
Akasia memiliki dunianya sendiri, tidak bersentuhan dengan warga di sekitar. Hanya sekali-kali, peternak akan menyabit rumput liar di sekitarnya untuk makan kambing.
Andai kata ada yang berani menggantungkan ayunan di dahannya yang kokoh, tentu Akasia ini akan menjadi tempat yang nyaman di siang hari.
Daun menahan sengatan panas, hawa sejuk khas pepohonan, dan sepoi angin akan menambah syahdu setiap ayunan di bawah pohon ini.
Namun, sayang Akasia terlanjur dicap angker dan menakutkan. Mitos dan mistis lebih melekat di benak masyarakat daripada indahnya alam.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H