Namun, hawa mistis terlanjur menyeruak. Mitos dan cerita mistis penuh khayal bertaburan. Ada yang mungkin benar-benar diganggu oleh makhluk tak kasat mata, ada yang hanya membual, mempermanis ceritanya dengan suguhan misteri.
Seorang remaja bercerita, dari spion motornya ia melihat wanita tersenyum dari boncengan belakangnya, ketika melewati pohon akasia itu setelah maghrib. Padahal ia tidak membonceng siapapun.
Keluarga almarhumah makin malu mendengarnya. Roh gentayangan, arwah penasaran, jin qorin, begitu sebutan orang-orang untuk menentukan sumber cerita.
Ustadz dan orang pintar dipanggil untuk ‘membersihkan’ si pohon. Tidak cukup langit menurunkan hujan untuk membasahi batang pohon, air yang telah dibaca-baca juga ikut disiramkan.
Beres, aman. Sugesti itu melahirkan rasa aman bagi masyarakat.Â
Namun, berselang beberapa hari ada seorang pemotor linglung. Pria itu mengelilingi pohon dan jembatan penghubung beberapa kali, sebelum ditegur pemuda-pemudi yang asyik nongkrong di pinggir jembatan.Â
Kejadian yang terjadi pada malam hari itu sontak menggegerkan warga, ditambah terjadi kecelakaan di jalan raya di bawah jembatan. Sebuah bus bertabrakan dengan metromini. Tidak ada korban jiwa.
2 rentetan peristiwa di satu malam ini membuat warga berspekulasi, ada kaitan antara mahluk halus penunggu pohon akasia dan gangguan untuk yang melintasi di depannya.
Warga berinisiatif memasang lampu penerang di samping pohon agar jalanan tidak lagi gelap.
Baru berumur 2 hari, bola lampu itu padam, tak mau menyala. Pak RT pun menggantinya dengan lampu yang baru.
Kali ini umurnya lebih lama, 1 minggu. Sebelum bola lampu itu meledak, entah kenapa, tidak ada yang tahu penyebabnya.