Lalu, semua muslim berdoa dalam shalatnya, “KepadaMu-lah aku beribadah dan kepadaMu-lah aku meminta.”
Inilah sejatinya saat kita meluapkan semua beban dalam dada dan kepala, mintalah semua jalan keluar, baik itu urusan fisik atau mental, agar hidup menjadi tenang.
Bukankah seorang bayi tidak bekerja? Ia hanya berusaha semampunya, menangis dan merengek, Allah-lah yang memberikannya rezeki lewat kedua orang tua.
Umat nabi Musa tidak pernah tahu bahwa laut yang menjadi jalan buntu saat mereka dikejar tentara Firaun akan terbelah, mereka hanya punya keyakinan dan sikap pasrah saja saat itu.
Lalu, kisah mereka menjadi legenda, diabadikan dalam berbagai kitab suci dan diceritakan turun-temurun hingga akhir zaman kelak.
Terhubung kembali kepada Tuhan dengan beribadah. Dengan sebenar-benarnya ibadah, bukan hanya ritual, tetapi sambungkan jiwa kepada Tuhan dengan memahami apa yang anda kerjakan.
3. Lepaskan penyesalan di masa lalu dan kekhawatiran masa depan
Semua manusia yang hidup akan berbuat salah. Itu satu fakta tak terbantahkan, tetapi kadang timbul penyesalan yang terasa membebani diri seumur hidup. Entah itu karena perbuatan yang kita lakukan atau keputusan yang telah kita buat di masa lalu, tetapi terlalu lama bergumul dengan rasa penyesalan akan menghambatmu untuk maju.
Terlalu mengkhawatirkan masa depan juga tidak bagus dan menambah beban pikiran. Apa yang kita khawatirkan belum tentu terjadi. Ketika anda membiarkan perasaan ini berlama-lama, maka anda kehilangan momen sekarang.
Akui kesalahan, belajar dari situ, dan mulailah fokus pada masa sekarang.
4. Memaafkan diri sendiri
Saya dan anda, tidak akan pernah mendapatkan kedamaian jika terus menghakimi diri atas kesalahan di masa lalu. Perlakukan dirimu dengan kebaikan dan pengertian yang dalam.
Masa yang telah berlalu tidak dapat diubah, tetapi jangan biarkan ia menjadi penghambat untuk masa depan yang cerah.