Mak tidak tahu saja, mencari ide dan bahan untuk konten membutuhkan kuota internet, belum lagi saat mengunggahnya.
Jika hanya berupa karya tulis atau foto tentu tidak seberapa, tetapi bila dalam bentuk video, kuotaku cepat terkuras.
Aku akan membujuk mak, mengeluarkan jurus seribu rayuan, agar produk dari Telkom Indonesia itu bisa tersambung ke rumah. Pucuk dicinta, emak pun tiba.
Emak dan ibu-ibu yang lain baru pulang dari balai desa. Mereka hanya menoleh sekilas ke arah kerumunan bapak-bapak yang memang hobi berkumpul.
Melihatku di depan pintu rumah, emak hanya mengerutkan dahinya. Mungkin dalam pikirnya tumben anak gadis ini mau berdiri di luar rumah, biasanya hanya di dalam kamar atau di depan tv.
“Kamu lagi apa di luar, dek?” tanya mak sembari masuk ke dalam rumah.
Aku mengikuti langkah mak yang duduk di depan tv.
“Itu mak, lihat orang IndiHome pasang internet.”
“IndiHome itu apa?”
“Wi-Fi, mak. Bisa internetan.” ujarku kepada emak yang tampak bingung.
“Kan sudah ada internet di hp, buat apalagi Wi-Fi?”