Jika di film Marvel Tony Stark adalah superhero cerdas dengan AI seperti Jarvis dan Vision. Maka perlahan kita merasakan bagaimana rasanya dibantu bekerja oleh kecerdasan buatan, melalui AI yang tengah viral, ChatGPT.
ChatGPT dibuat oleh OpenAI, cara kerjanya mirip mesin pencari google, tetapi lebih ringkas dan menyimpulkan langsung ke inti permasalahan.
Terobosan kecerdasan buatan ini sangat mengesankan, pengguna hanya perlu mengetikkan apa yang ingin diketahui, hasilnya akan muncul dalam bentuk chat atau pesan.
Satu keunggulan ChatGPT adalah kita tidak perlu melihat lembaran-lembaran artikel untuk mendapatkan hasil.
Ini contoh yang saya dapatkan saat menggunakan AI satu ini.
Apa itu ChatGPT
Jawaban keluar dalam hitungan detik, seperti ini :Â
"CHATGPT adalah sebuah model bahasa alami (natural language processing) yang dibuat oleh OpenAl. Model ini didesain untuk dapat berkomunikasi dengan manusia melalui chat atau pesan teks, dan dapat memahami bahasa manusia dengan cara yang sangat mirip dengan cara manusia memahami bahasa."Â
Sebenarnya masih ada beberapa paragraf lagi, hingga 3 baris, tetapi agar tidak terkesan hanya "plagiat", copy paste, paragraf selanjutnya tidak saya tampilkan.
Saat ingin mengetahui penjelasan lebih rinci, pengguna hanya perlu mengetikan instruksi lebih detail, maka chat jawaban yang keluar akan lebih panjang dan mendetail.Â
Ini jauh lebih mudah dibandingkan menelusuri artikel-artikel di google atau mesin pencari sejenis.
Sebagian perguruan tinggi di Indonesia telah "mengadopsi" ChatGPT, dengan memperbolehkan para mahasiswa menggunakan AI ini sebagai bahan referensi atau co author dalam jurnal atau skripsi.
Kecerdasan buatan ini unggul dalam mengenali pola dari sumber data yang sangat banyak, kemudian membuatnya menjadi kesimpulan yang singkat, padat, dan tepat.
Namun, AI masih memiliki beberapa kekurangan, seperti ketergantungannya pada seberapa banyak pasokan data yang dimasukkan.Â
Juga pada tugas-tugas yang memerlukan penalaran akal, maka kecerdasan buatan satu ini masih belum bisa diandalkan.
Singkat kata, Ai unggul di pengolahan data, sementara manusia dengan penalaran akal menjadi kombinasi yang sempurna.
Ada banyak kecerdasan buatan yang tengah dikembangkan tidak hanya ChatGPT, ada yang dapat membuat video dari teks, ada yang dapat membuat voice over dari teks.
Saya membayangkan kedepannya, seorang youtuber hanya perlu mengetik topik di ChatGPT, ia mendapatkan materi yang bagus dan lengkap, lalu melakukan parafrase agar tidak terdeteksi google.
Kemudian mengubahnya menjadi video di Steve Ai, dan menuliskan teks di voice over, ia mendapatkan suara latar. Tugasnya tinggal menjadikan semua menjadi satu. Selesai, sebuah video siap di upload ke YouTube. Alangkah indahnya.***Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H