Ana adalah seorang gadis kecil yang tinggal di sebuah desa. Dia sangat suka makan ayam goreng, tetapi ibunya jarang memasak ayam goreng karena terlalu mahal bagi keluarga mereka. Suatu hari, Ana mendengar bahwa kepala desa akan mengadakan pesta. Ana sangat ingin pergi dan berharap ada ayam goreng di sana, sehingga dia dapat makan sepuasnya.
Di hari pesta Ana memakai baju terbaiknya dan bergegas ke rumah kepala desa. Dia melihat telah banyak orang berkumpul di halaman, dan ada meja panjang yang penuh dengan makanan lezat. Ana pun mencari-cari ayam goreng, tetapi dia tidak menemukannya. Dia merasa kecewa dan sedih.
"Kenapa tidak ada ayam goreng, ya?" tanya Ana kepada seorang bocah laki-laki yang berdiri di dekatnya.
"Bukannya itu wajar? Ayam goreng itu sangat mahal. Hanya orang kaya yang bisa makan ayam goreng. Kita orang miskin hanya bisa makan nasi dan sayur," jawab bocah laki-laki itu.
Ana merasa ini tidak adil. Dia ingin sekali makan ayam goreng, tetapi dia tidak punya uang untuk membelinya. Dia berpikir, apa yang harus dia lakukan untuk mendapatkan ayam goreng?
Tiba-tiba, dia melihat seorang wanita tua yang membawa sebuah keranjang besar. Di dalam keranjang itu, ada banyak ayam goreng yang masih panas dan berminyak. Ana tidak percaya dengan matanya. Dia mengikuti wanita tua itu dengan hati-hati, dan melihat dia masuk ke sebuah gubuk kecil di belakang rumah kepala desa.
Ana menunggu sampai wanita tua itu keluar dari gubuk, kemudian dia menyelinap masuk. Dia melihat keranjang ayam goreng terletak di atas sebuah meja. Ana tidak bisa menahan diri. Dia langsung mengambil satu potong ayam goreng dan memakannya dengan lahap. Rasanya sangat enak, gurih, dan renyah. Ana merasa seperti di surga.
Dia mengambil sepotong ayam goreng lainnya, dan lagi-lagi memakannya dengan nikmat. Dia tidak peduli dengan apa yang akan terjadi. Dia hanya ingin makan ayam goreng sebanyak-banyaknya.
Namun, ketika dia hendak mengambil potong ayam goreng ketiga, dia terkejut. Ayam goreng itu bergerak dan berbicara.
"Hei, lepaskan aku!" teriak ayam goreng itu.
Ana kaget dan menjatuhkan ayam goreng itu. Dia melihat ayam goreng itu berlari ke arah keranjang, dan bergabung dengan ayam goreng lainnya. Ana menyadari bahwa semua ayam goreng itu menjadi hidup dan bisa berbicara.
"A... A... Ayam goreng yang bisa berbicara?" Ana bertanya dengan terkejut.
"Kami adalah ayam goreng ajaib. Kami bisa memenuhi permintaan apapun, asalkan kamu tidak memakannya," jawab salah satu ayam goreng.
"Ayam goreng ajaib? Memenuhi permintaan apapun?" Ana mengulang dengan bingung.
"Iya, kami bisa memberimu apa saja yang kamu inginkan. Uang, perhiasan, pakaian, mainan, apapun. Kamu tinggal minta saja. Asal, kamu tidak mencoba untuk memakan kami. Tapi, kamu memakan kami jadi kami akan mengutuk kamu," jelas ayam goreng lainnya.
"Mengutukku? Bagaimana caranya?" Ana bertanya dengan penasaran.
"Kamu akan menjadi ayam goreng kemudian kami akan memakannya," jawab ayam goreng itu dengan menakutkan.
Ana merinding. Dia tidak mau menjadi ayam goreng. Dia menyesal telah memakan dua potong ayam goreng tadi. Dia berharap dia tidak pernah melihat ayam goreng itu.
"Maafkan aku. Aku tidak tahu kalau kalian adalah ayam goreng ajaib. Aku hanya lapar dan ingin makan ayam goreng," Ana meminta maaf dengan ketakutan.
"Terlambat. Kamu sudah memakan dua dari kami. Sekarang, kamu harus menerima akibatnya," kata ayam goreng itu dengan marah.
Ana menjerit. Dia berlari keluar dari gubuk, dan mencari bantuan. Tetapi, tidak seorang pun yang mau membantunya. Mereka semua mengira dia gila. Mereka tidak percaya ada ayam goreng yang bisa berbicara.
Ana merasa putus asa. Dia tidak tahu harus kemana. Dia merasa tubuhnya mulai berubah. Kulitnya menjadi kuning dan berminyak. Rambutnya menghilang. Kakinya menjadi ceker. Tak lama kemudian dia menjadi ayam goreng.
Ana menangis. Dia menyesali semua yang telah dia lakukan. Dia berharap dia tidak pernah ingin makan ayam goreng. Dia berharap dia bisa kembali menjadi manusia.
Tetapi, semua itu sudah terlambat. Ayam goreng ajaib itu menyerangnya, dan memakannya dengan lahap. Ana mati dengan tragis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H