Mohon tunggu...
Huia Arin
Huia Arin Mohon Tunggu... Freelancer - Ayo membaca!

Hobby membaca, belajar menulis.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

The Greatest Astrologist Bab 001

13 Mei 2022   17:34 Diperbarui: 22 Mei 2022   14:34 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Divani&Sofa’ 

* Type: Web Novel (CN).

* Genre: Adventure, Comedy, Drama, Fantasy, Mystery, Romance, School Life, Supernatural.

* Bahasa asli: Chinese.

* Penulis: Jiang Yue Nian Nian ().

* Tahun: 2021

* Penterjemah Novel ke Bahasa Inggris: https://www.fringecapybara.com

* Penterjemah dari Bahasa Inggris ke Bahasa Indonesia: Huia Arin

* Sumber gambar: Pic 001

------

Bab 001 - Mungkin dia ingin bersiap setelah mendengarkan ramalannya (1)

------

Di dalam area vila di pinggiran kota di luar Beijing, tunas-tunas baru terlihat di cabang-cabang pohon yang gundul, menambahkan sedikit warna hijau pada hari yang terlihat mendung. Bibi Li, seorang pengasuh, menyapu semua daun yang telah ada di sana sepanjang musim dingin dan hanya menyisakan meja batu bundar dan kursi di luar ruangan. Sepintas, terlihat rapi dan sepi.

Di dalam vila He, Yu Shen memeriksa kamar sekali lagi untuk memastikan semuanya beres sebelum dia bergegas turun. Dia bahkan belum tiba di ruang tamu lalu berteriak, "Bibi Li, apakah kamu sudah membuat kaldu ayam? Apakah lobsternya segar?"

"Kaldu ayamnya sudah direbus sejak tadi dan lobster yang baru saja tiba terlihat cukup enak," kata Bibi Li dengan sabar setelah dia menjulurkan kepalanya dari dapur.

"Oh bagus. Kita tidak kekurangan apa pun, bukan?"

"Saya rasa kita punya semuanya. Mengapa Anda tidak beristirahat sebentar?"

Yu Shen sudah seperti cacing kepanasan hari ini. Dia pun berkeliaran di sekitar rumah seperti orang gila. Dia tidak punya cara lain untuk meredakan kegugupannya. Alasannya sederhana, dia akan bertemu anak kandungnya hari ini. Anak yang telah tertukar secara tidak sengaja dan telah berpisah selama bertahun-tahun.

Yu Shen merasa lebih baik setelah dihibur oleh Bibi Li. Dia baru saja akan beristirahat di ruang tamu ketika dia berbalik dan melihat punggung dingin duduk di sofa.

Seorang pemuda berusia sekitar 17 - 18 tahun sedang duduk di atas sofa bergaya Eropa. Usia remaja tepat di wilayah abu-abu antara anak laki-laki dan laki-laki dewasa. Cahaya dari luar menyinari ruangan yang luas itu tetapi hanya bayangan sunyi dan sepi yang tersisa pada dirinya. Dia, seperti satu-satunya kursi batu di halaman, tampak kesepian dan bersedih di dalam ruangan, termenung.

Kepanikan dan kegembiraan Yu Shen langsung hilang dan hatinya pun perih melihat pemandangan di depannya. Dia tak berdaya dan hanya bisa bertanya dengan lembut, "Shichen, apakah kamu ingin makan buah?"

He Shichen berbalik ketika dia mendengarnya. Dia tampan dengan rambut dan matanya yang hitam. Dia tersenyum lembut dan berkata, "tak apa-apa, Ma. Mama bisa lanjutkan kesibukan Mama."

Yu Shen berjalan ke ruang tamu dan melirik buku di tangan He Shichen sebelum perlahan duduk di sampingnya, lalu memegang tangannya dengan erat dan berkata dengan serius, "Shichen, Mama tahu suasana hatimu juga sangat rumit. Papa dan Mama telah membicarakan hal ini. Baik Kamu dan Qianli sama pentingnya. Kami membutuhkan kalian berdua."

He Shichen menahan tangannya dan berkata padanya dengan lembut. "Mmm. Aku tahu. Jangan khawatir, Ma. Aku bukan anak-anak. Aku hanya khawatir jika adik perempuan tidak terbiasa di sekolah nanti, itu saja."
"Aku melihat-lihat beberapa buku teks lama. Mungkin dia bisa menggunakannya." Dia melambaikan buku di tangannya dengan santai.

Melihat buku teks lama di tangan He Shichen, Yu Shen merasa lega. Dia tersenyum dan berkata, "Kamu sangat bijaksana. Mama rasa dia tidak sepintar kamu secara akademis. Papa dan Mama baru kemarin membicarakan apakah kita harus menyewa tutor untuknya..."

He Shichen, "Aku bisa mengajarinya. Tutor tidak melakukan pekerjaan dengan cukup baik."

Yu Shen menghela nafas. "Kalau begitu kamu akan lebih sibuk jadinya."

He Shichen, "Apapun demi adik perempuanku."

Yu Shen mengobrol sedikit dengan He Shichen. Dia merasa nyaman untuk memeriksa kemajuan di dapur setelah memastikan bahwa anaknya baik-baik saja. Setelah Yu Shen pergi, tatapan hangat He Shichen pun menghilang. Tatapan dan raut wajahnya suram. Dia meremas halaman-halaman buku teks berulang kali dan dadanya terasa sangat sesak seakan mau meledak.

Chu Qianli bahkan belum tiba dan mereka sudah berencana untuk menyewa tutor dan mencurahkan semua perhatian mereka padanya. Apakah ada ruang untuknya jika dia tiba?

~~~

Artikel sebelumnya (klik untuk baca): Ringkasan The Greatest Astrologist.

Artikel selanjutnya (klik untuk baca): The Greatest Astrologist Bab 002

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun