Mohon tunggu...
Hugo KarloSihotang
Hugo KarloSihotang Mohon Tunggu... Lainnya - Siswa

anak rajin

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bahaya Hoax di Masa Pandemi

15 Oktober 2022   19:56 Diperbarui: 15 Oktober 2022   20:03 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hoax, atau berita bohong adalah  santapan sehari- hari yang bisa kita temui di media sosial,  hoax dapat berkembang di masyarakat karena termakan dengan judul judul Clickbait  tanpa mengecheck kebenaran, jika dianalogikan masyarakat yang termakan hoax di ibaratkan sebagai dengan kelinci yang mudah dikelabui rubah. Rubah merupakan analogi dari pemberi berita hoax yang licik. 

Mereka melakukan penyebaran berita hoax untuk menampilkan informasi yang salah pada masyarakat dan agar masyarakat mempercayai berita hoax tersebut. Kelinci merupakan analogi dari masyarakat, hal ini dikarenakan kelinci merupakan hewan yang polos dan mudah panik saat menghadapi masalah. Masyarakat terlalu mudah mempercayai berita hoax seperti kelinci yang polos tanpa memperhatikan kebenaran dari berita itu sendiri.

 Apa Sih itu hoax ? Hoax adalah sebuah informasi yang direkayasa. Informasi tersebut dibuat untuk menutup-nutupi informasi yang sebenarnya. Selain itu, hoaks juga merupakan upaya untuk memutar balikan fakta. Fakta tersebut akan diganti dengan informasi-informasi yang meyakinkan tetapi tidak dapat diverifikasi kebenarannya. 

Hoax adalah tindakan mengaburkan sebuah informasi yang benar. Caranya yaitu dengan membanjiri suatu media, melalui pesan-pesan yang salah. Hal tersebut mengakibatkan pesan yang benar akan tertutupi. Tindakan tersebut masuk kedalam tindakan kejahatan.

 Hoax akan lebih cepat tersebar ke masyarakat apabila  ada suatu peristiwa yang mempengaruhi banyak orang, berdasarkan artikel yang ditulis oleh Redita Oksadila, berjudul "Bahaya Hoax di masa Pandemi" menyampaikan keresahanya terhadap berita hoax di tengah pandemi yang sangat mudah termakan oleh public dimana  Virus Covid-19 pertama kali ditemukan di Wuhan, China pada bulan Desember 2019. 

Masyarakat pun terpapar dengan berita hoax yang tersebar di media sosial. Hal ini menyebabkan masyarakat melakukan panic buying yang dapat dilihat dari persentase penjualan alat protokol kesehatan yang meningkat dan beredarnya anggapan bahwa virus corona merupakan sebuah konspirasi. 

Padahal kebenaran suatu informasi sangat diperlukan sebagai acuan masyarakat dalam bertindak untuk pencegahan. Minimnya literasi digital dan edukasi serta kondisi kesehatan mental yang kurang baik selama pandemi mengakibatkan masyarakat terburu-buru dalam mempercayai suatu berita/ informasi yang belum dapat dipastikan kebenarannya.

 Tentunya kejahatan hoax terus berkembang di saat masa pandemi seperti yang dikutip pada artikel yang berjudul "Saksi menanti penyebaran hoax saat pandemi" oleh Kominfo di Jakarta mengatakan bahwa Berdasarkan hasil identifikasi Kemkominfo, hingga 20 April 2020 terdapat 562 isu hoaks terkait Covid-19 yang tersebar di berbagai platform digital. 

Jika sebaran dihitung tiap media sosial populer, maka terdapat 1.231 hoaks yang ditemukan pada Facebook (861), Twitter (352), Instagram (10), dan Youtube (8). Pasalnya, satu jenis konten hoaks bisa disebarkan ke banyak media sosial. 

Meski jumlahnya tak seberapa dibandingkan dengan jumlah penduduk Indonesia, akan tetapi kecepatan sebaran hoaks bisa memengaruhi banyak orang dalam sekejap. Apalagi, setiap orang memiliki perbedaan dalam kemampuan untuk memilah dan memilih informasi, serta membedakan mana informasi yang benar dan mana yang menyesatkan.

Tujuan dari artikel ini adalah untuk menegaskan pelarangan berita hoax di masa pandemi pada masyarakat Indonesia. Artikel ini ditulis oleh Kominfo Jakarta

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun