Mohon tunggu...
Hugo Irfantoro
Hugo Irfantoro Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Tidak Berhasil Bukan Berarti Sia-Sia

25 November 2017   19:21 Diperbarui: 25 November 2017   22:00 314
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Halo, para pembaca setia! Sudah ada 3 topik yang penulis bahas di bulan-bulan sebelumnya. Kali ini, penulis akan membahas mengenai "Sejauh mana penulis setuju bahwa terapi yang digunakan untuk menangani penyakit hemofilia itu sia-sia ?"Seperti biasanya, penulis akan memulai artikel ini dengan menuliskan beberapa teori lalu pendapat penulis mengenai topik tersebut.

Hemofilia adalah suatu  penyakit yang menyebabkan gangguan perdarahan karena kekurangan faktor pembekuan darah. Di dalam kasus hemofilia, terdapat mutasi gen yang menyebabkan tubuh kekurangan faktor pembekuan tertentu dalam darah. Penyebab hemofilia A adalah mutasi gen yang terjadi pada faktor pembekuan VII (7). Sedangkan hemofilia B disebabkan oleh mutasi yang terjadi pada faktor pembekuan IX (9) dalam darah. Mutasi gen pada hemofilia A dan B terjadi pada kromoson X dan bisa diturunkan dari ayah, ibu, atau kedua orang tua. (Alodokter)

Berikut ini adalah beberapa gejala atau ciri-ciri dari penyakit hemofilia :

  • Perdarahan hebat dalam sendi (hemarthrosis) merupakan ciri khas dari penyakit hemofilia. Lutut serta pergelangan kaki merupakan organ yang paling sering mengalami perdarahan hemofilia ini.
  • Perdarahan ke dalam otot, terjadi dengan ditandai pembentukan hematoma atau kumpulan darah tidak normal di luar pembuluh darah.
  • Pendarahan dari mulut atau hidung, perdarahan setelah prosedur dental, dan mengeluarkan darah dari gusi pada anak-anak ketika gigi baru tumbuh.
  • Perdarahan dalam saluran pencernaan, yang dapat menyebabkan BAB berdarah.
  • Perdarahan dalam saluran kemih, yang dapat menyebabkan kencing berdarah  atau disebut hematuria.
  • Perdarahan intracranial, yaitu perdarahan ke dalam otak atau tengkorak, yang bisa menyebabkan gejala seperti mual, muntah atau kelelahan.
  • Perdarahan hebat setelah operasi atau trauma.

Sekarang, penulis akan mengemukakan pendapat penulis mengenai topik diatas. Menurut penulis, penulis tidak setuju bahwa terapi yang digunakan untuk menangani penyakit hemofilia itu sia-sia. Meskipun memang hemofilia adalah penyakit keturunan dan tidak bisa disembuhkan, tetap ada cara untuk mengobati hemofilia, salah satunya dengan terapi. Terapi tersebut memang tetap tidak bisa menyembuhkan hemofilia 100%, tetapi setidaknya terapi tersebut dapat mengobati hemofilia untuk sementara, dan tidak sia -- sia.

Adaberbagai macam terapi dapat digunakan untuk menangani penyakit hemofilia. Contoh terapi yang digunakan untuk mengobati penyakit hemofilia adalah terapi gen, dengan cara memperbaiki kerusakan genetis, yaitu melalui penggantian gen yang tidak rusak dan berfungsi normal. Hal ini akan menunjukkan masa pembekuan darah yang meningkat, namun hanya beberapa minggu. Sehingga, pengobatan melalui terapi gen ini tidak dapat secara permanen dan masih harus dilakukan secara berkala.

Contoh kedua dari terapi yang digunakan untuk pengobatan penyakit hemofilia adalah terapi pengganti faktor pembekuan.Pada terapi ini, hemofilia diobati dengan cara mengganti protein yang hilang dalam darah. Ada dua jenis produk yang digunakan untuk mengobati hemofilia dengan terapi ini:

  • Produk Plasma Turunan

Produk ini adalah faktor konsentrat yang dibuat dari darah manusia. Darah mengandung plasma, yang mengandung protein, antibodi, albumin dan faktor pembekuan. Produk turunan plasma dibuat dengan plasma darah yang disumbangkan ke pasien setelah disaring dengan hati-hati. Selama proses pembuatan, protein yang diekstrak dari plasma harus melalui serangkaian prosedur sterilisasi ekstensif untuk menghilangkan virus dan kontaminan lainnya.

  • Konsentrat Faktor Rekombinan

Produk ini diproduksi menggunakan sel hamster, dengan cara menyuntikkan sel hamster dengan gen faktor sehingga sejumlah besar protein faktor dapat diproduksi. Karena protein diekstraksi dari sel hewan, mereka tidak mengandung virus manusia. Beberapa faktor produk konsentrat distabilkan dengan menggunakan albumin manusia, sementara yang lain distabilkan menggunakan sukrosa.

Ada lagi dua jenis terapi berdasarkan pola perdarahan dan tingkat keparahan hemofilia :

1. Terapi profilaksis. Terapi profilaksis adalah perawatan rutin untuk mencegah timbulnya perdarahan. Pada awalnya, gagasan profilaksis berasal dari pengamatan bahwa orang dengan hemofilia sedang atau ringan (yang memiliki tingkat faktor pembekuan 1% atau lebih) jarang mengalami perdarahan spontan. Mereka juga memiliki kerusakan sendi kurang dari orang-orang yang memiliki hemofilia berat. Lalu, dokter percaya bahwa jika mereka dapat menjaga tingkat faktor minimum sekitar 1% dengan infus konsentrat faktor pembekuan secara teratur, mereka dapat mengurangi risiko pendarahan dan mencegah kerusakan sendi. Dan sejak itu, penelitian - penelitian penting telah menunjukkan bahwa anak-anak yang menerima terapi profilaksis memiliki lebih sedikit perdarahan dan persendian yang lebih sehat. Ada dua jenis profilaksis:

  • Primer, jenis pengobatan ini biasanya dimulai pada anak kecil untuk mengurangi atau mencegah penyakit sendi dan dilanjutkan tanpa batas waktu.
  • Sekunder, jenis profilaksis ini biasanya bersifat jangka pendek dan dimulai saat terjadi perdarahan dan berlanjut pada jadwal reguler untuk jangka waktu tertentu.

Ada kelebihan dan kekurangan yang perlu ditinjau ulang saat menentukan pengobatan terbaik bagi individu:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun