Mohon tunggu...
Hugo Irfantoro
Hugo Irfantoro Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Lari Maraton, Apakah Kita Semua Bisa Melakukannya?

25 Oktober 2017   05:29 Diperbarui: 25 Oktober 2017   05:41 1199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selamat datang pada artikel ketiga penulis! Di bulan Oktober ini, penulis akan membahas sebuah topik baru, mengenai "Sejauh mana penulis setuju bahwa sesungguhnya seseorang yang normal memiliki kemampuan lari marathon dengan baik, sama seperti orang kebanyakan yang memiliki kemampuan berlari dengan cepat?".Seperti biasanya, untuk memulai artikel ini, penulis akan menuliskan beberapa teori, khususnya mengenai otot dan jantung.

"Otot adalah sebuah jaringan dalam tubuh manusia dan hewan yang berfungsi sebagai alat gerak aktif yang menggerakkan tulang. Pada dasarnya ada 3 tipe otot yang bekerja saat lari": (Redaksi, 20 Februari 2017)

1. Primer (Primary)

Bagian otot kaki yang termasuk kategori Primer dalam mendukung aktifitas lari adalah:

  • Otot quadriceps femoris
  • Otot hamstring
  • Otot gluteus maximus
  • Otot iliopsoas
  • Otot betis

2. Pendukung (Supporting)

Bagian otot kaki yang termasuk kategori Pendukung dalam berlari adalah:

  • Otot biceps brachii
  • Otot perut atas
  • Otot perut bawah

3. Tambahan (Auxiliary)

Ada yang berpendapat otot tambahan tidak diperlukan dalam berlari, namun ada juga yang beranggapan seluruh tubuh bekerja ketika kita berlari. Sebagian dari otot-otot tubuh bagian lain yang dianggap membantu aktifitas lari adalah:

  • Otot intercostals eksternal
  • Otot intercostals internal

"Jantung adalah salah satu organ manusia yang berperan dalam sistem peredaran darah, terletak di rongga dada agak sebelah kiri. Dengan berlari, jantung lebih kuat dan aliran darah lancar. Saat berlari tubuh kita bekerja keras, jantung akan memompa darah lebih cepat dan diedarkan ke jantung lalu ke seluruh tubuh. Hal ini juga bermanfaat untuk kelancaran peredaran darah sehingga jantung dapat bekerja optimal saat tidak berlari." (Wikipedia)

Menurut penulis, penulis tidak setuju bahwa sesungguhnya seseorang yang normal memiliki kemampuan lari marathon dengan baik, sama seperti orang kebanyakan yang memiliki kemampuan berlari dengan cepat. Ada beberapa alasan mengapa penulis tidak setuju dengan topik tersebut. Pertama, orang yang kuat lari jarak jauh punya gen spesial dalam tubuhnya.

Dalam sebuah penelitian di Spanyol, tim periset menemukan bahwa genetik bisa sangat menentukan tingkat keberhasilan seseorang untuk mencapai garis finis di kompetisi maraton. 

Peneliti menemukan bahwa di samping keteguhan niat untuk melatih kekuatan larinya, pelari jarak jauh memiliki kode genetik khusus yang memungkinkan tubuhnya menghasilkan lebih sedikit kreatin kinase dan mioglobin, yaitu protein dalam darah yang terkait dengan kerusakan otot. Senyawa ini dilepaskan tubuh ketika otot menjadi tegang atau rusak setelah dipakai terus-terusan dalam waktu lama, misalnya saat maraton. Tubuh pelari yang memiliki gen khusus ini hanya melepaskan sangat sedikit protein-protein tersebut. Ini berarti mereka mengalami kerusakan otot yang lebih sedikit saat berlari. Gen inilah yang membuat kemampuan berlari beberapa orang lebih baik daripada yang lainnya.

Kedua, orang yang kuat lari jarak jauh punya struktur tulang kaki yang lebih panjang. Orang-orang yang memiliki kaki lebih panjang biasanya memiliki langkah yang lebih panjang. Ini yang menjadi keunggulan di tahap pertengahan balapan saat mereka telah mencapai kecepatan lari tertinggi, yang harus terus dipertahankan sampai garis finis.

Tim periset di Penn University menemukan bahwa pelari sprint professional memiliki tulang kaki depan yang lebih panjang hingga 6,2 persen daripada kelompok pelari non-sprint.

Ketiga, peneliti juga menemukan bahwa tendon Achilles (urat besar di belakang pergelangan kaki yang menghubungkan otot betis ke tulang tumit) pelari sprint profesional juga punya struktur yang berbeda. Tendon Achilles berfungsi untuk mengangkat tumit, seperti saat kita berjinjit atau menginjak rem. "Lengan-tuas" yang pendek pada tendon Achilles para pelari sprint ditemukan 12 persen lebih pendek daripada pelari non-sprint. .

Panjang "lengan-tuas" tendon Achilles yang lebih pendek dan tulang jari kaki yang lebih panjang memungkinkan pelari untuk menghasilkan daya kontak yang lebih besar antara telapak kaki dan permukaan tanah, dan untuk mempertahankan kekuatan tersebut untuk waktu yang lebih lama. Teknik berlari seperti ini bisa menghemat tenaga Anda selama berlari. Karakteristik fisik ini benar-benar bisa memberikan keuntungan bagi pelari untuk menghasilkan kekuatan yang lebih besar selama berlari jarak jauh dalam waktu lama.

Keempat, orang yang kuat berlari jarak jauh memiliki gaya hidup yang lebih sehat. Prinsip gaya hidup yang buruk dapat mencegah Anda mencapai kemampuan lari terbaik Anda. Nutrisi buruk tanpa gizi dapat memperlambat kerja tubuh. Makan makanan segar, minum banyak air, istirahat, dan teknik pemulihan pasca-olahraga yang memadai adalah kunci untuk mencapai kemampuan lari jarak jauh yang paling sempurna.

Kelima, mengenai pembetukan sel mitokondria. Proses produksi energi di dalam sel otot akan  berlangsung  tepatnya  di dalam mitokondria sel. Di dalam mitokondria, lemak atau karbohidrat akan dioksidasi atau dalam istilah yang lebih popular akan di 'bakar' untuk menghasilkan molekul energi ATP ( adenosin trifosfat ) yang merupakan sumber energi di dalam sel-sel tubuh. Tetapi, tidak semua orang lahir dengan potensi sebagai pelari maraton karena masing-masing mitokondria pada setiap orang memiliki DNA-nya sendiri-sendiri, yang mengakibatkan kemampuan mitokondria dalam membentuk atau menghasilkan energi pada tiap- tiap orang berbeda. Selain itu, kemampuan tubuh setiap orang untuk mendapatkan pasokan oksigen ketika sumber energi ATP habis pun berbeda-beda setiap orangnya, sehingga terdapat bervariasi waktu kelelahan setiap orang.

Keenam, mengenai gender. Sebelum menginjak pubertas, anak laki-laki dan perempuan memiliki tubuh dan hormon yang hampir sama. Namun, setelah pubertas, testosteron pada anak laki-laki meningkat jauh dan di usia dewasa, hormon ini lebih banyak pada pria daripada wanita. Hal ini membuat pria memiliki otot yang lebih banyak dan besar. Sebaliknya, wanita memiliki lebih banyak hormon estrogen. Hormon tersebut meningkatkan komposisi lemak pada tubuh wanita dan dapat membuat performa lari menjadi lebih lambat.

Di samping hormon, tubuh wanita juga kurang mendukung dalam berlari. Rata-rata wanita memiliki paru-paru yang lebih kecil daripada pria sehingga konsumsi oksigen (VO2 max) mereka juga lebih kecil. Hal ini membuat wanita harus bekerja lebih keras dalam menghirup oksigen bagi otot. Jantung wanita juga biasanya lebih kecil daripada pria sehingga volume darah yang didorong dalam sekali pompa menjadi lebih sedikit.

Dari beberapa pendapat yang penulis sudah kemukakan di atas, penulis dapat menarik kesimpulan atas pendapat penulis. Jadi, penulis tidak setuju bahwa sesungguhnya seseorang yang normal memiliki kemampuan lari marathon dengan baik, sama seperti orang kebanyakan yang memiliki kemampuan berlari dengan cepat Ada 4 alasan mengapa penulis tidak setuju dengan topik tersebut. Keempat alasan tersebut adalah :

  • Pertama, orang yang kuat lari jarak jauh punya gen spesial dalam tubuhnya.Di samping keteguhan niat untuk melatih kekuatan larinya, pelari jarak jauh memiliki kode genetik khusus yang memungkinkan tubuhnya menghasilkan lebih sedikit kreatin kinase dan mioglobin, yaitu protein dalam darah yang terkait dengan kerusakan otot. Senyawa ini dilepaskan tubuh ketika otot menjadi tegang atau rusak setelah dipakai terus-terusan dalam waktu lama, misalnya saat maraton. Tubuh pelari yang memiliki gen khusus ini hanya melepaskan sangat sedikit protein-protein tersebut. Ini berarti mereka mengalami kerusakan otot yang lebih sedikit saat berlari. Gen inilah yang membuat kemampuan berlari beberapa orang lebih baik daripada yang lainnya
  •  Kedua, orang yang kuat lari jarak jauh punya struktur tulang kaki yang lebih panjang.Orang-orang yang memiliki kaki lebih panjang biasanya memiliki langkah yang lebih panjang. Ini yang menjadi keunggulan di tahap pertengahan balapan saat mereka telah mencapai kecepatan lari tertinggi, yang harus terus dipertahankan sampai garis finis.
  • Ketiga, tendon Achilles pelari sprint profesional juga punya struktur yang berbeda.Panjang "lengan-tuas" tendon Achilles yang lebih pendek dan tulang jari kaki yang lebih panjang memungkinkan pelari untuk menghasilkan daya kontak yang lebih besar antara telapak kaki dan permukaan tanah, dan untuk mempertahankan kekuatan tersebut untuk waktu yang lebih lama. Teknik berlari seperti ini bisa menghemat tenaga Anda selama berlari. Karakteristik fisik ini benar-benar bisa memberikan keuntungan bagi pelari untuk menghasilkan kekuatan yang lebih besar selama berlari jarak jauh dalam waktu lama.
  • Keempat, orang yang kuat berlari jarak jauh memiliki gaya hidup yang lebih sehat.Makan makanan segar, minum banyak air, istirahat, dan teknik pemulihan pasca-olahraga yang memadai adalah kunci untuk mencapai kemampuan lari jarak jauh yang paling sempurna.
  • Kelima, mengenai pembetukan sel mitokondria.Tidak semua orang lahir dengan potensi sebagai pelari maraton karena masing-masing mitokondria pada setiap orang memiliki DNA-nya sendiri-sendiri, yang mengakibatkan kemampuan mitokondria dalam membentuk atau menghasilkan energi pada tiap- tiap orang berbeda. Selain itu, kemampuan tubuh setiap orang untuk mendapatkan pasokan oksigen ketika sumber energi ATP habis pun berbeda-beda setiap orangnya, sehingga terdapat bervariasi waktu kelelahan setiap orang.
  • Keenam, mengenai gender. Pada saat dewasa, pria akan memiliki lebih banyak hormon testoteron yang membuat pria memiliki otot yang lebih banyak dan besar. Sebaliknya, wanita memiliki lebih banyak hormon estrogen yang meningkatkan komposisi lemak pada tubuh wanita dan dapat membuat performa lari menjadi lebih lambat. Selain hormon, tubuh wanita juga kurang mendukung dalam berlari. Rata-rata wanita memiliki paru-paru yang lebih kecil daripada pria sehingga konsumsi oksigen (VO2 max) mereka juga lebih kecil, yang mengakibatkan wanita harus bekerja lebih keras dalam menghirup oksigen bagi otot. Jantung wanita juga biasanya lebih kecil daripada pria sehingga volume darah yang didorong dalam sekali pompa menjadi lebih sedikit.

Demikianlah artikel saya mengenai "seseorang yang normal memiliki kemampuan lari marathon dengan baik, sama seperti orang kebanyakan yang memiliki kemampuan berlari dengan cepat". Penulis tidak setuju dengan topik tersebut, dengan berbagai alasan yang sudah penulis kemukakan di atas. Bagi para pembaca, terimakasih telah membaca artikel ketiga penulis ini, dan semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Penulis juga berterimakasih terhadap sumber-sumber referensi yang penulis gunakan dalam penulisan artikel ini, dengan sumber-sumber tersebut penulis menjadi lebih paham dan dapat menyampaikan materi ini ke pembaca sekalian dengan singkat dan jelas.

Sumber Referensi :

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun