Mohon tunggu...
Hugo Dalupe
Hugo Dalupe Mohon Tunggu... -

mahasisawa Ilmu Komunikasi UAJY, interested to enterpreneurship.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Eksodus Pembaca Menuju Media Online

12 April 2013   04:09 Diperbarui: 24 Juni 2015   15:20 432
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Pada Desember 2008, dua surat kabar besar Amerika Serikat, Chicago Tribune dan Los Angeles Times bangkrut. Peristiwa ini diumumkan secara resmi oleh Tribune Co, yang merupakan penerbit dari dua surat kabar tersebut. Tercatat bahwa Tribune Co juga menerbitkan 8 koran besar lainnya dan memiliki beberapa saluran televisi.

Sungguh tragis memang, dua surat kabar tersebut bangkrut karena semakin menurunnya jumlah pembaca dan merosotnya jumlah iklan. Menurunnya jumlah pembaca yang cukup signifikan ini secara langsung memaksa dua koran tadi untuk mengurangi jumlah oplahan. Pengaruhnya adalah masyarakat AS yang kini lebih senang membaca berita atau sekedar menemukan informasi melalui media online. Di samping itu, kondisi ekonomi yang tidak menentu saat itu juga turut berpengaruh terhadap bangkrutnya dua Koran tadi.

Peristiwa serupa juga sebenarnya tidak hanya dialami oleh dua koran di atas, tetapi juga pada semua koran-koran besar yang diterbitkan di Amerika. Bahkan disinyalir kondisi ini merupakan sebuah gejala penyakit yang mewabah di industri media tidak hanya di AS. Peristiwa ini menjadi catatan yang kelam dalam sejarah industri media. Belum terhitung begitu banyak media kecil yang ketika bangun dan jatuhnya pun luput dari pandangan.

Hampir mirip terjadi di Australia. Koran-koran di Australia menyusun strategi yang baru, mulai dari menurunkan jumlah oplah sampai pada memperkecil ukuran surat kabar seperti yang dilakukan Sydney Morning Herald. Stuart Parker, editor The Australian kepada Vivanews mengungkapkan bahwa The Australian yang dikenal sebagai surat kabar nasional di Australia mulai mencoba peruntungan di dunia maya.

“Pada 2010 koran kami meluncurkan aplikasi di komputer tablet. Pembaca bisa juga mendapat berita-berita di laman Internet,” kata Parker.

Eksodusnya para pembaca media tradisional seperti koran dan majalah menuju media online patut menjadi kekhawatiran yang sangat besar yang mengisi dapur berbagai media konvensional-tradisional. Dapat dibayangkan ketika media-media tersebut tidak segera berinovasi dan menemukan strategi baru sebagai solusi terhadap persoalan ini, bakal banyak media yang mengikuti jejak Chicago Tribune dan Los Angeles Times.

Menggarap media online merupakan strategi jitu bagi media-media konvensional di samping akan bersaing dengan media online yang telah lahir sebelumnya yang tidak memiliki basis konvensional, seperti detik.com di Indonesia. Potensi media online sangat menjanjikan. Tidak dapat dipungkiri jika pada akhirnya nanti media online menggeser media tradisional. Dukungan perkembangan teknologi informasi seperti internet bak gayung bersambut dengan semakin banyak orang yang mengakses dan menggunakan sarana teknologi ini.

Di Indonesia sendiri, dari 260 juta jiwa penduduk Indonesia, sebanyak 23 persen di antaranya sudah menjadi pembaca yang setia bagi media online. Aliansi Jurnalis Independen merilis bahwa perkembangan ini disebabkan oleh kemampuan akses situs web berita online tidak hanya dapat dilakukan di komputer atau laptop, tetapi juga dapat diakses melalui handphone dan alat komunikasi lainnya.

Ada berbagai alasan mendasar sebenarnya mengapa terjadi eksodus pembaca. Secara ekonomis media online tidak membutuhkan biaya yang besar dan kecenderungannya tak berbiaya, yang sebaliknya terjadi pada media tradisional. Selain itu, dorongan untuk penguasaan teknologi yang menjadi salah satu indikator manusia disebut modern, telah membuka ruang bagi terbayarnya rasa ingin tahu dan kepuasan manusia terhadap teknologi itu sendiri terutama internet yang mana menyediakan layanan berita atau informasi secara online.

Jurnalisme online memiliki beberapa keistimewaan. Dari segi penyebaran informasi, Mike ward dalam bukunya Journalism Online membaginya dalam beberapa hal di bawah ini :


  • ·Immediately

Media online memiliki sifat penyamaian informasi sesegera mungkin. Bahkan dapat terjadi secara bersamaan, berulang-ulang baik dalam memberikan berita yang baru atau yang memiliki relevansi terhadap informasi yang sedang actual. Sebuah situs berita dapat mengupdate puluhan informasi yang berbeda pada satu cerita yang sama.


  • ·Multiple Pagination

Sebuah situs web dapat memiliki ratusan halaman terpisah yang mana informasi yang dimuat terkait satu dengan yang lainnya. Hal ini mampu meningkatkan jumlah dan jangkauan pembaca.


  • ·Multimedia

Situs web berita online mampu menawarkan konten yang bervariasi dan user-friendliness melalui teks, audio, grafik, animasi grafis, gambar diam dan bergerak.


  • ·Flexible Delivery Platforms

Penyedia layanan berita online dapat sangat fleksibel mengirimkan potongan informasi dan menempatkan pada situs microblogging seperti twitter dan bahkan pembaca dapat membaca berita melalui telepon genggam (Ward, 2002 : 22).

Belum lagi interactivity yang dimiliki oleh media online. Hal ini memungkinkan pembaca dapat berinteraksi dengan berbagai level di bawah ini :


  • ·Pembaca dapat berinteraksi dengan penyedia informasi atau barita.

Yang paling jelas kelihatan adalah pembaca dapat memberikan komentar pada berita yang ditampilkan di sit us berita tersebut.


  • ·Pembaca dapat beriteraksi dengan sesame pembaca lain.

Kolom komentar yang tersedia diberbagai portal online memungkinkan pembaca untuk pertukan pikiran dan informasi tentang berita yang ditampilkan. Hal ini memberikan citarasa berbeda yang tidak pernah mungkin ditemukan di media surat kabar tradisional.


  • ·Pembaca bahkan sekaligus dapat menjadi penyedia informasi.

Sebagai pengguna internet yang akrab dengan berita online dan kaidah-kaidah jurnalisme online, pembaca bisa saja berkontribusi untuk menampilkan berita yang ada disekelilingnya, berita yang memiliki tingkat akurasi dan nilai berita yang tinggi.

Media online seolah menegaskan kekuatan jurnalisme online. Produk jurnalisme online tidak hanya dibatasi pada produk yang dihasilkan oleh mereka yang professional dibidangnya, tetapi juga memberi ruang dan memungkinkan individu atau kelompok tertentu yang memiliki interest terhadap dunia jurnalisme untuk mengaplikasikan jurnalisme online. Perkembangan tipe ini sering disebut sebagai citizen journalism.

Melihat begitu banyak keistimewaannya, media onine telah menjadi ancaman yang sangat serius bagi media-media yang masih masih mengandalkan karya dan pergerakan industri medianya pada basis yang tradisional. Hal ini dapat dibuktikan dengan banyaknya media tradisional-konvensional di Indonesia yang bertransformasi atau sekedar membuat strategi baru dengan membuat media online.

Di Indonesia, kita mengenal sudah banyak sekali media online seperti kompas.com, detik.com, vivanews.co, okezone.com, mediaindonesia.com. memang benar di Indonesia belum kelihatan indikasi akan runtuhnya media tradisional, tetapi tidak menutup kemungkinan karena bertumbuhnya pengakses media online dari tahun ke tahun.

Pencapaian perkembangan ini telah mengantarkan suatu tataran bentuk penyampaian informasi manusia terutama yang digerakkan oleh industri media pada pada suatu kemampuan baru yang revolusioner. Pada bagian perkembangannya, hal ini sudah tidak menjadi suatu kejutan yang mencengangkan. Hal ini berarti, dunia jurnalistik memasuki era baru yang disebut globalisasi informasi yang tidak terlepas dari berbagai tantangan dan ancaman yang ada.

Pada gilirannya, media online diharapkan terus meningkatkan layanan terutama dari segi berita. Terus berinovasi dan professional dalam bekerja dan menyajikan berita agar dapat meminimalisir tantangan yang bakal dihadapi. Para pekerja media online sangat perlu untuk perlu untuk mempertahankan kaidah jurnalisme dengan cirikhas yang dimiliki oleh media online.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun