Indonesia terpilih menjadi tuan rumah pada event internasional Annual MeetingsInternational Monetary Fund -- World BankGroup (AM IMF -- WBG) 2018. AM IMF -- WBG adalah pertemuan tahunan yang diselenggarakan oleh Dewan Gubernur IMF dan WBG. AM dilaksanakan setiap tahun sekali pada awal Oktober di kantor pusat IMF-WBG di Washington DC, Amerika Serikat selama dua tahun berturut-turut.Â
Kemudian untuk tahun berikutnya, AM dilaksanakan di salah satu negara anggota terpilih. Sidang Tahunan ini merupakan forum pertemuan terbesar bidang ekonomi, keuangan, dan pembangunan di tingkat global, yang mempertemukan pihak pemerintah (Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral) dari 189 negara, dan pihak non pemerintah yang menguasai sektor keuangan dan ekonomi dunia.
Lokasi penyelenggaraan AMIMF-WBG akan menikmati banyak manfaat secara langsung dari kontrak bisnis untuk mensuplai kebutuhan penyelenggaraan AM. Sektor pariwisata dan industri MICE (Meetings, Incentives, Conferences, Events) juga akan mendapatkan manfaat langsung dari penyelenggaraan event-event lain, serta pengeluaran dari para delegasi/peserta. Tidak kalah penting ialah manfaat jangka panjang dari promosi tempat yang menjadi lokasi penyelenggaraan, sebagai destinasi kunjungan wisata kelas dunia.Â
Tidak bisa dipungkiri bahwa banyak negara bersaing untuk bisa terpilih menjadi tuan rumah AM IMF-WBG yang diselenggarakan setiap 3 tahun sekali di luar Amerika. Bahkan untuk tahun 2021 mendatang, sudah ada 21 negara yang mendaftar dan bersaing untuk menjadi negara tuan rumah.
MIMF-WBG tahun 2018, tepatnya tanggal 8-14 Oktober 2018 dilaksanakan di Nusa Dua, Bali. Terpilihnya Indonesia sebagai tuan rumah tentunya sudah melewati berbagai usaha ekstra untuk dapat menyaingi berbagai negara anggota AMIMF-WBG. Indonesia mengajukan diri pada tahun 2014 lalu dan pada tahun 2015 bulan Oktober Indonesia ditetapkan sebagai tuan rumah AMIMF-WBG tahun 2018 dengan mengalahkan Mesir dan Senegal sebagai dua negara yang dianggap sebagai kandidat terkuat. Namun dengan event sebesar itu tentunya akan membutuhkan banyak dana dan melibatkan banyak SDM yang berkompeten untuk menunjukkan kekuatan Negara Indonesia dimata Internasional.Â
Indonesia mengeluarkan anggaran untuk AMIMF-WBGÂ sebanyak Rp 855,5 miliar sesuai dengan yang sudah disepakati sejak awal tahun 2017. Namun masih banyak berita yang simpang siur soal dana tersebut karena sebuah kepentingan dari beberapa oknum termasuk menyerang Presiden dengan isu-isu yang tidak sesuai dengan fakta.
Mengenai anggaran AMIMF-WBG, Pemerintah telah melakukan penghematan untuk pembangunan fasilitas di Bali demi menunjang kegiatan AMIMF-WBGÂ serta tidak mengganggu jumlah anggaran bantuan ke daerah yang sedang mengalami bencana alam, seperti Lombok, Palu dan Donggala. Meskipun sedang menghadapi event internasional, tentu Pemerintah selalu mengutamakan kepentingan rakyat.Â
Ketua Panitia Nasional Pertemuan Tahunan yang juga Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan, menyebut telah menggunakan anggaran Rp 566,9 miliar. Jika dibandingkan dengan negara yang menjadi tuan rumah AMIMF-WBGÂ terdahulu, yakni Singapura (2006) dan Lima, Peru (2009, 2012, dan 2015) yang rata-rata anggarannya Rp 1,1 trilun sampai 1,5 triliun, jumlah pengeluaran dana untuk AMIMF-WBGÂ Indonesia tergolong sedikit.
Pertemuan Tahunan AMIMF-WBG dihadiri sekitar 34.000 partisipan dari 189 negara tentunya akan memberikan sangat banyak keuntungan bagi Indonesia. Luhut menyebut bila agenda IMFÂ di Bali bisa menjadi ajang untuk mencari bantuan internasional serta bertukar pengalaman tentang mitigasi bencana. Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Piter Abdullah menilai kegiatan IMF-WBG dapat memberikan dampak positif terhadap ekonomi dalam negeri, baik secara langsung maupun tidak. Salah satunya adalah meningkatnya jumlah wisatawan mancanegara ke Bali selama gelaran acara dan secara tidak langsung acara IMFÂ telah mempromosikan destinasi di Bali.
Pemerintah dapat meningkatkan pencapaian realisasi investasi kategori penanaman modal asing (PMA) pada tahun ini. Pemerintah harus betul-betul dapat meyakinkan para calon investor asing. Sektor investasi yang mungkin dapat menarik dan penting adalah infrastruktur dan wisata. Selain itu Pemerintah juga dapat memanfaatkan event ini untuk menarik investor dalam membangun kembali NTB yang sebagian daerahnya mengalami kerusakan akibat bencana alam. Jadi Pertemuan Tahunan AMIMF-WBG akan memperkuat perekonomian Indonesia termasuk memperkuat nilai tukar rupiah dan mendapatkan keuntungan yang lebih besar daripada modal yang telah dikeluarkan untuk AMIMF-WBG.
*Pemerhati Masalah Ekonomi